MAKALAH AUDIT MANAJEMEN TENTANG AUDIT SISTEM INFORMASI

Gambar
AUDIT SISTEM INFORMASI/ TEKNOLOGI INFORMASI Tugas Ini   Disusun Guna untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah “ Audit Manajemen ” Dosen Pengampu : Agus Susilo, MM, Ak, CA, QIA. Disusun oleh: Kelompok 2 ENY WULANDARI                                                 ( 1562012 ) IDA MUHLIDA                                             ( 1562025 ) ARIS SAFIROTUL FANANI                      ( 1562047 ) ...

Artikel Bahasa Indonesia - Enam Cara Menghasilkan Buah Tomat yang Bermutu



KERANGKA KARANGAN ARTIKEL

Tema                           :   Sukses bertanam tomat secara organik
Tujuan                         :   Untuk mengetahui cara menghasilkan tomat yang bermutu
Tesis                            :   Ada enam cara menghasilkan buah tomat yang unggul yaitu, lokasi
                                        budidaya tomat, pembibitan tanaman tomat, penanaman bibit tomat, pemeliharaan tanaman tomat, pemberantasan hama dan penyakit tanaman tomat, panen dan penanganan pascapanen.
Topik bawahan            : 1. Lokasi budidaya tomat
·         Letak geografis dan topografi tanah
·         Suhu dan kelembapan udara
2. Pembibitan tanaman tomat
·         Pengadaan rumah pembibitan atau bedeng penyemaian
·         Pembibitan tanaman tomat
3. Penanaman bibit tomat
·         Waktu penanaman bibit tomat
·         Pengolahan tanah lahan produksi
·         Penanaman bibit di lahan produksi
4. Pemeliharaan tanaman tomat
·         Pemeliharaan dan perawatan tanaman
5. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman tomat
·         Hama dan penyakit tanaman tomat
·         Perlindungan tanaman tomat
6. Panen dan penanganan pascapanen
·         Panen buah tomat
·         Penanganan pascapanen buah tomat
·         Pemasaran buah tomat


Di susun Oleh : Ida Muhlida (1562025), Akuntansi KS1
Dosen Pengampu : Moh. Zainuddin, M.Pd.


Enam Cara Menghasilkan Buah Tomat yang Bermutu

Oleh:
Ida Muhlida
NIM: 152025

ABSTRAK

Ida Muhlida. 2016, Enam Cara Menghasilkan Buah Tomat yang Unggul, Artikel Ilmiah, Program Studi Akuntansi, Program Sarjana, STIE PGRI Dewantara Jombang.

Tomat merupakan komoditas pertanian yang ada hampir di seluruh dunia. Tomat sering dijuluki sebagai “Apel Cinta”. Rasanya yang unik, yakni perpaduan antara rasa manis dan asam menjadikan tomat sebagai salah satu buah yang digemari oleh masyarakat. Ada lima cara membudidayakannya yaitu, lokasi budidaya tomat, pembibitan tanaman tomat, penanaman bibit tomat, pemeliharaan tanaman tomat, pemberantasan hama dan penyakit tanaman tomat, panen dan penanganan pascapanen.

Kata-kata kunci: Lokasi budidaya tomat, pembibitan tanaman tomat, penanaman bibit tomat, pemeliharaan tanaman tomat, pemberantasan hama dan penyakit tanaman tomat, panen dan penanganan pascapanen.


Tomat tergolong tanaman semusim (annual). Artinya, tanaman berumur pendek yang hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Tanaman tomat merupakan tanaman perdu atau semak yang menjalar pada permukaan tanah dengan panjang mencapai ± dua meter.
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Plantrun), tanaman tomat tergolong dalam tumbuhan yang menghasilkan biji (Spermatophyta). Bijinya tertutup oleh akar buah sehingga termasuk dalam golongan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
Tanaman tomat berasal dari daerah Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik. Pada saat itu tomat masih di anggap tanaman pengganggu atau gulma, namun pada tahun 700 SM, tomat mulai dibudidayakan masyarakat yang mendiami benua tersebut.
Selanjutnya tomat mulai menyebar di daratan Eropa pada abad ke 15. Setelah itu tomat menyebar ke Jerman, Prancis dan negara Eropa lainnya. Pada abad ke 17 tomat masuk ke Indonesia melalui bangsa Portugis.
Saat ini, produksi utama tomat di Indonesia sebagian besar di pulau Jawa, terutama Jawa Barat (Bandung, Cianjur, Garut, Majalenka, dan Sukabumi) dan Jawa Timur. Termasuk juga beberapa daerah lain, seperti Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Bengkulu. Namun, berdasarkan pusat penanaman, daerah penyebaran tomat di Indonesia adalah Lembang, Pangalengan, Salatiga, Sukabumi, dan Tanah Karo.
            Dalam enam cara menghasilkan buah tomat yang bermutu, ada beberapa hal yang harus diketahui yaitu: lokasi budidaya tomat, pembibitan tanaman tomat, penanaman bibit-bibit tomat, pemeliharaan dan perawatan tanaman tomat, pemberantasan hama dan penyakit tanaman tomat, panen dan penanganan pascapanen.

Lokasi Budidaya Tomat
            Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya varietas berlian, varietas mutiara dan varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai untuk ditanam di dataran rendah misalnya varietas intan, varietas ratna, varietas berlian, varietas LV, varietas CLN. Di samping itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah adalah varietas tomat GH2, varietas tomat GH4, varietas berlian, dan varietas mutiara. Pada dasarnya tanaman tomat dapat ditanam pada berbagai keadaan topografi dengan derajat kemiringan tanah tidak melebihi 30%, sebab jika di atas 30% dapat menghambat budidaya tanaman tomat. Variasi keadaan topografi tanah di antaranya adalah keadaan topografi tanahnya miring, bergelombang, dan datar. Untuk mengurangi pengeluaran dalam budidaya tanaman tomat secara organik, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu membuat teras-teras dan tanggul. Tanaman tomat tumbuh baik pada tanah ber-pH 6,0 – 7,0. Bila pH tanah kurang dari 5,5 sebaiknya tanah ditaburi kapur (Pracaya,  1998:26).
Suhu rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat berkisar antara 18° C - 25° C pada siang hari, dan 10° C - 20° C pada malam hari. Suhu udara di atas 25° C pada siang hari dan diikuti dengan kelembapan udara yang tinggi dapat mereduksi hasil. Selain itu, suhu malam hari yang tinggi atau di atas 20° C diikuti dengan kelembapan udara yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dan produksi buah yang jelek mutunya. Kelembapan udara yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan tanaman tomat akibat banyaknya gangguan hama dan penyakit. Akan tetapi jika kelembapan udara rendah maka proses pembentukan buah menjadi terhambat.

Pembibitan Tanaman Tomat
Agar memperoleh hasil yang baik dan berkualitas dalam penanaman buah tomat secara organik, maka perlu penggunaan bibit tomat yang unggul (Firmanto, 2011:19). Sebelum memulai pembibitan, yang perlu dipersiapkan adalah rumah pembibitan atau bedeng penyemaian. Hal ini penting untuk menunjang keberhasilan budidaya tanaman tomat. Dalam mempersiapkan tanah untuk persemaian harus diperhitungkan jadwal saat tanam, artinya bibit baru dapat dipindahtanamkan pada umur 30-45 hari. Dengan demikian, jadwal penyiapan tanah persemaiannya adalah 45 hari lebih awal dari jadwal saat tanam. Selain itu arah bedengan juga harus diperhatikan sesuai dengan tipe-tipe bedeng persemaian. Tentang konstruksi persemaian, hal yang harus diperhatikan adalah tinggi bedeng, lebar bedeng, dan panjang bedeng. Pengolahan tanah yang harus diperhatikan adalah sterilisasi tanah dengan cara tanam secara organik yang terdiri dari tanah dan pupuk kandang yang telah matang kemudian dicampur dengan perbandingan 1:1. Selanjutnya media semai dikukus selama empat jam. Hal ini dilakukan untuk membunuh kuman atau bibit penyakit yang terdapat di dalam tanah agar benih di semaian dapat tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah dingin, media semai tersebut dapat digunakan untuk menyemai benih atau bibit tomat. Berikut ini beberapa tipe persemaian diantaranya 1). Bedeng persemaian tipe permanen, tipe ini dapat digunakan untuk jangka panjang / berkali-kali untuk keperluan persemaian benih. Terbuat dari kerangka bambu, panjang bedeng ini disesuaikan dengan keadaan lahan setempat, lebarnya 120 cm, dan tingginya 25 cm. Selanjutnya tinggi atap bagian depan yang menghadap ke timur sekitar 120 cm dan atap bagian belakang yang menghadap ke barat sekitar 90 cm. 2). Bedeng persemaian tipe semi permanen, merupakan kotak yang terbuat dari papan kayu dan anyaman yang ukurannya bervariasi sesuai kebutuhan. Tipe ini juga dapat digunakan berkali-kali dan untuk bermacam-macam komoditas. 3). Bedeng persemaian tipe tidak permanen, dibuat langsung pada tanah di areal pertanaman. Ukuran tinggi sungkup 50 cm dan lebar bedeng 100 cm-110 cm. Tipe ini hanya dapat digunakan untuk satu kali tanam.
Tanaman tomat berkembang biak secara generatif atau melalui biji. Sebelum ditanam benih yang berasal dari biji sebaiknya disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Untuk mendapatkan tanaman yang sehat dan baik, diperlukan penanganan benih yang intensif dengan memperhatikan faktor teknik yang mempengaruhinya. Pembibitan merupakan awal terbentuknya tanaman, dan hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan selanjutnya. Dengan demikian, apabila penanganannya kurang intensif akan diperoleh bibit yang jelek walaupun benih yang ditanam bermutu baik.

Penanaman Bibit Tomat
Pada waktu menentukan saat tanam, faktor utama yang harus dijadikan pertimbangan adalah faktor cuaca. Di Indonesia terkenal mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada dua musim tersebut terdapat perbedaan dan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, berpengaruh terhadap kehidupan hama dan potagen yang menganggu kehidupan tanaman pertanian. Pada saat musim penghujan, pertumbuhan potagen sangat cepat. Dengan demikian intensitasnya dalam menyerang tanaman pertanian menjadi besar. Sebaliknya pada musim kemarau pertumbuhan potagen berkurang. Dengan demikian, intensitas serangan potagen pada musim kemarau juga berkurang. Oleh karena itu, saat tanam yang baik untuk membudidayakan tanaman tomat adalah pada awal musim kemarau atau pada akhir musim penghujan.
 Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di lahan produksi harus memperhitungkan waktu, antara lamanya bibit di persemaian hingga dapat dipindah tanam ke lahan produksi dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap tanam. lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan lamanya pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar tepat waktu penanaman dilahan produksi, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan. Selain memperhatikan waktu, dalam pengolahan tanah juga harus memperhatikan teknik pelaksanaannya. Kegiatan pengolahan tanah harus dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan teknik yang intensif. Pengolahan tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3 tahap, yaitu :
1). Tanah dibalik dengan menggunakan bajak, tanah diolah dengan kedalaman 25 cm-30 cm. Setelah dibajak tanah dibiarkan selama 1 minggu. Apabila kondisi tanah gersang, sebaiknya ditanami dengan pupuk hijau terlebih dahulu sebelum lahan digunakan, misalnya, orok-orok (Crotalaria Juncea) (Pracaya, 1998:32).
2). Tanah digemburkan dengan cara dicangkul tipis-tipis, kemudian dibiarkan selama 1 minggu. Sementara itu berikan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 15 – 20 ton/ha. Kemudian pengapuran tanah bersamaan dengan pengolahan tanah.
3). Tanah yang sudah dicampuri dengan pupuk dicangkuli tipis-tipis dan diratakan, selanjutnya dibuat bedeng dan parit. Lebar bedeng 120 cm, tinggi bedeng 40 cm, dan lebar parit 50 cm. Setelah itu tanah yang sudah dicampuri pupuk kandang dan pengapuran didiamkan lagi selama 1 minggu. Kemudian tutup bedeng dengan mulsa plastik pada bagian atapnya.
Keberhasilan produksi dibidang pertanian tidak hanya tergantung pada jenis bibit yang ditanam, pembibitan yang baik, dan penyiapan lahan yang baik, tetapi juga sangat tergantung pada cara penanaman dan pemeliharaannya selama masa pertumbuhan hingga panen. Untuk mencapai produksi yang optimal, kegiatan penanaman bibit tomat dilahan produksi antara lain 1). Penyeleksian bibit, 2). Waktu penanaman, 3). Penentuan jarak tanam, 4). Pemindahan bibit.

Pemeliharaan Tanaman Tomat
            Pemberian ajir sebagai penegak, pada umur 21 hari sejak penanaman dilahan produksi atau kira-kira sudah setinggi 25 cm, tanaman tomat harus diberi ajir atau penunjang. Maksudnya untuk menopang tegaknya tanaman dan buah. Ajir dapat dibuat dari bambu yang dibelah-belah dengan ukuran lebar 2 cm atau 3 cm dan panjang 1,75 m. Bagian bawah ajir sebaiknya dibuat runcing agar mudah pencapaiannya. Tancapkan ajir ke dalam tanah sedalam kira-kira 20 cm, berjarak sekitar 25 cm dari bedeng dan dekat dengan batang tanaman. Kemudian Penyulaman, berarti mengganti tanaman yang mati, rusak, atau yang pertumbuhannya tidak normal. Penyulaman sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam, namun jika sebelum satu minggu tanaman mati atau layu. Sebaiknya penyulaman segera dilakukan (Firmanto, 2011:45). Penyulaman dapat dilakukan dengan mencabut tanaman yang telah mati atau rusak, kemudian dibuat lubang tanam baru ditempat tanaman terdahulu, di bersihkan dan diberi pupuk organik cair. Setelah itu, bibit baru ditanam pada tempat terdahulu dengan cara seperti penanaman bibit terdahulu. Dengan penyulaman diharapkan produksi tetap dapat optimal. Selain itu pemeliharaan tanaman tomat dapat dilakukan dengan Penyiangan, Pendangiran, dan Pembubunan. Penyiangan adalah kegiatan membersihkan atau memberantas rumput-rumput dan jenis tanaman lain yang merupakan pengganggu tanaman yang dibudidayakan. Pendangiran adalah kegiatan mengolah tanah secara ringan untuk menggemburkan kembali tanah yang memadat akibat pengairan atau penyiraman. Sedangkan pembubunan adalah meninggikan tanah disekitar tanaman. Penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali, tergantung kondisi lahan produksi. Untuk menghemat tenaga dan biaya, pendangiran dan pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan. Selanjutnya Pemangkasan dan pengaturan buah, pemangkasan adalah upaya mengurangi jumlah rating atau cabang dan pucuk atau tunas utama dari tanaman. Pemangkasan dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan vegetatif (daun dan cabang) dan merangsang pertumbuhan generatif (buah). Bagian-bagian tanaman yang dipangkas adalah tunas muda dan tunas lateral yaitu tunas yang tumbuh di antara batang tanaman, tunas apikal atau bagian pucuk batang tanaman, dan sebagian bunga dan buah. Pengaturan buah adalah upaya mengurangi buah atau jumlah bunga dengan cara menyeleksinya. Pengaturan buah dilakukan untuk mendapatkan buah yang lebih baik.  Pengaturan buah dalam satu tandan yang ideal adalah 6-8 buah, pengaturan atau penjarangan buah dimaksudkan agar buah yang dihasilkan dapat lebih besar dan berkualitas. Pemeliharaan selanjutnya adalah Pemupukan, tanaman tomat dalam pertumbuhannya memerlukan zat-zat makanan atau unsur hara yang terdiri atas hara makro, seperti N, P, K, S, Mg, Ca dan hara mikro, seperti Mo, Cu, B, Zn, Fe, Mn. Dalam cara bertanam secara organik, pemupukan selain meningkatkan produksi juga harus mempunyai fungsi terhadap konservasi (perlindungan) tanah. Sebaiknya digunakan pupuk dasar berupa kandang secara organik. Pemeliharaan yang terakhir adalah Pengairan, pengairan dalam pertanian biasanya dilakukan dengan sistem irigasi teknis, yaitu dengan pembuatan dam-dam untuk penampungan air dan pembuatan selokan untuk menyalurkan air ke areal pertanaman, sekaligus membuang kelebihan air. Untuk mengoptimalkan penggunaan air dan maningkatkan produksi, petani tomat harus memperhatikan sumber air yang digunakan dan kebutuhan air bagi tanaman.

Pemberantasan Hama dan Penyakit Tanaman Tomat
            Hama adalah semua jenis hewan yang mengganggu budidaya tanaman tomat, sekaligus bisa menyebabkan kerusakan (AgroMedia, 2007:135). Perlu penanganan yang tepat untuk bisa mengatasi hama-hama tersebut. Cara penanganan yang kurang tepat, seperti penggunaan pestisida yang berlebihan dan diagnosis hama yang salah, bisa menyebabkan rendahnya produksi buah tomat. Sedangkan, penyakit pada tanaman tomat bisa disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, dan terjadinya kekurangan atau kelebihan unsur hara. Komplikasi penyakit dalam satu tanaman bisa diatasi dengan menggunakan pestisida yang memiliki spektrum lebih luas atau yang bisa mengendalikan dua atau lebih penyakit, misalnya untuk phytophoradan xyropthonia (AgroMedia, 2007:152). Karena itu, untuk mengatasi penyakit yang menyerang tanaman tomat, diperlukan kemampuan mendeteksi penyakit secara tepat, sehingga penggunaan pestisida yang benar dengan dosis yang tidak berlebihan bisa ditekan seminimal mungki.
Perlindungan tanaman tomat terhadap serangan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1). Pencegahan preventif, tindakan pencegahan sebelum tanaman terinfeksi hama dan penyakit. Dilakukan dengan cara menanam jenis tanaman yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit, pengolahan tanah yang intensif, dan menanam sesuai dengan musimnya.
2). Pengobatan kuratif, pengobatan terhadap tanaman yang terinfeksi hama atau penyakit, sekaligus memberantas hama atau penyakit yang telah menyerang tanaman. Dapat dilakukan dengan cara biologis (menyebarkan hewan yang menjadi musuh/predator ke areal pertanaman), cara mekanis (membunuh secara langsung hama dan pemangkasan bagian tanaman yang terinfeksi penyakit), cara kimia (menggunakan bahan-bahan kimia organis untuk memberantas hama yang mengganggu tanaman), dan pengendalian terpadu dari ketiga cara tersebut (cara biologis, mekanis, dan kimia).

Panen dan Penanganan Pascapanen
            Akhir dari seluruh kegiatan bertani adalah panen dan penanganan pascapanen. Panen adalah pemetikan hasil yang dilakukan pada saat buah tomat telah memenuhi kriteria masak petik. Pemetikan buah tomat sudah dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam, tergantung pada varietasnya. Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai seluruh buah tomat habis terpetik. Tanaman tomat yang sudah tidak produktif lagi harus dibongkar dan diganti dengan tanaman yang baru. Kriteria masak petik buah tomat adalah kulit buah telah berubah yaitu dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua telah mengering, batang tanaman telah menguning atau mengering. Waktu pemetikan buah tomat pun perlu diperhatikan. Pemetikan buah tomat lebih baik dilakukan saat pagi hari dan sore hari, dibandingkan pada siang hari, karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung. Sehingga zat gizi yang terbentuk terhenti dan hasilnya lebih rendah jika dibanding buah tomat saat dipetik pagi hari dan sore hari.
            Penanganan pascapanen adalah kegiatan penanganan hasil setelah panen, yakni kegiatan yang dimulai dari pengumpulan hasil panen dilahan produksi hingga tahap pemasaran. Penanganan pascapanen bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan mutu buah yang telah dihasilkan pada saat panen. Adapun kegiatan penanganan pascapanen adalah
1). Pencucian atau pembersihan, buah tomat yang telah dipetik segera dibersihkan, guna untuk menghilangkan zat kimia dan sisa pestisida. Buah tomat dapat dicuci dengan zat kimia pembersih kotoran dan residu pestisida, yaitu zat kimia neutral cleaner brogdex dan britex wax. Zat ini berfungsi sebagai pembersih sekaligus pembunuh semua kotoran yang menempel dipermukaan kulit buah.
2). Sortasi dan Grading, sortasi bertujuan untuk mendapatkan buah yang seragam, baik dari segi ukuran maupun tingkat kerusakannya, dengan cara memisahkan nya. Sedangkan grading adalah kegiatan mengelompokkan buah tomat yang telah disortasi menjadi bagian atau kelompok kelas menurut ukuran besar buah, ukuran bobot buah, ukuran kesehatan buah, dan ukuran cacat buah. Dengan adanya sortasi dan grading akan diperoleh beberapa keuntungan baik bagi produsen maupun bagi konsumen.
3). Penyimpanan, teknik penyimpanan  untuk mempertahankan kesegaran buah tomat dalam waktu yang lama pada prinsipnya adalah menekan sekecil mungkin terjadinya respirasi dan transpirasi sehingga menghambat proses enzymatis/biokimia yang terjadi dalam buah. Dengan demikian, kematangan buah dapat tertunda sampai beberapa hari. teknik penyimpanan buah tomat dengan cara di simpan dalam ruangan bertemperatur renah dengan pengatur suhu ruangan, penyimpanan dalam ruangan yang berventilasi tanpa pengatur suhu, penyimpanan dalam ruang vakum.
4). Pengemasan dan pengangkutan,  merupakan dua kegiatan yang berkaitan erat dalam usaha melindungi buah tomat dari kerusakan mekanis. Oleh karena itu, tahapan proses pengemasan dan pengangkutan harus dilakukan secara hati-hati agar buah tomat sampai ke konsumen masih tetap dalam keadaan baik. Selama ini ada masalah yang sering dialami petani yang menyebabkan penurunan kualitas buah tomat, yaitu teknik pemetikan buah tomat yang tidak menyertakan gagangnya (Agroteknologi, 2015).
            Pemasaran merupakan kegiatan penyampaian buah tomat dari produsen ke konsumen dengan tujuan mendapatkan nilai uang sebagai balas jasa atas pengadaan bahan pangan. Pemasaran buah tomat perlu memperhatikan, Penentuan harga dan Pengenalan lembaga tata niaga. Penentuan harga hendaknya bertumpu pada perhitungan harga pokok sebagai standar untuk menentukan harga yang menguntungkan menurut mutu kelas yang telah ditetapkan pada tahapan sortasi dan grading. Setelah diketahui harga pokok, tentukanlah harga penawaran yang lebih tinggi dari harga pokok dan sesuaikan dengan kualitasnya. Oleh karena itu,  pengenalan lembaga tata niaga yang terlibat dalam pemasaran hasil pertanian perlu diketahui dan dipelajari oleh para petani dan produsen sebagai bahan untuk menyusun program pemasaran yang efisien. Program yang efisien adalah jika petani produsen dapat menjual produknya dengan memperpendek jalur pemasaran. Dengan demikian, tingkat harga yang dapat diperoleh akan lebih tinggi sehingga keuntungan juga menjadi lebih tinggi.
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam budidaya tomat secara organik harus memperhatikan lokasi tempat tanaman tomat dibudidayakan, dan pembibitan tanaman tomat menggunakan bibit yang unggul, serta penanaman dilahan produksi dengan menggunakan teknik penanaman yang intensif, selain itu pemeliharaan dan pemberantasan hama atau penyakit yang mengganggu tanaman tomat sangat diperlukan, dan yang terakhir memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pemanenan buah tomat dan penanganan pascapanen. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan buah tomat yang bermutu dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mencapai keuntungan yang tinggi bagi petani atau produsen, selain itu hasilnya yang alami, baik, dan sehat juga digemari oleh konsumen atau masyarakat.

Daftar Rujukan
Pracaya, Ir. 1998. Bertanam Tomat. Yogyakarta:Kanisius.
AgroMedia, Redaksi. 2007. Panduan Lengkap Budi Daya Tomat. Jakarta Selatan:PT. AgroMedia Pustaka.
Firmanto, B. Herdy. 2011. Sukses Bertanam Tomat Secara Organik. Bandung:Angkasa.
Agroteknologi. 2015. Teknik Penanganan Pascapanen Tomat dan Pemasarannya, http://agroteknologi.web.id/teknik-penanganan-pasca-panen-tomat-dan-pemasarannya/, di akses pada 23 Juli 2016, pukul 21:00.


KERANGKA KARANGAN ARTIKEL

Tema                           :   Sukses bertanam tomat secara organik
Tujuan                         :   Untuk mengetahui cara menghasilkan tomat yang bermutu
Tesis                            :   Ada enam cara menghasilkan buah tomat yang unggul yaitu, lokasi
                                        budidaya tomat, pembibitan tanaman tomat, penanaman bibit tomat, pemeliharaan tanaman tomat, pemberantasan hama dan penyakit tanaman tomat, panen dan penanganan pascapanen.
Topik bawahan            : 1. Lokasi budidaya tomat
·         Letak geografis dan topografi tanah
·         Suhu dan kelembapan udara
2. Pembibitan tanaman tomat
·         Pengadaan rumah pembibitan atau bedeng penyemaian
·         Pembibitan tanaman tomat
3. Penanaman bibit tomat
·         Waktu penanaman bibit tomat
·         Pengolahan tanah lahan produksi
·         Penanaman bibit di lahan produksi
4. Pemeliharaan tanaman tomat
·         Pemeliharaan dan perawatan tanaman
5. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman tomat
·         Hama dan penyakit tanaman tomat
·         Perlindungan tanaman tomat
6. Panen dan penanganan pascapanen
·         Panen buah tomat
·         Penanganan pascapanen buah tomat
·         Pemasaran buah tomat


Di susun Oleh : Ida Muhlida (1562025), Akuntansi KS1
Dosen Pengampu : Moh. Zainuddin, M.Pd.


Enam Cara Menghasilkan Buah Tomat yang Bermutu

Oleh:
Ida Muhlida
NIM: 152025

ABSTRAK

Ida Muhlida. 2016, Enam Cara Menghasilkan Buah Tomat yang Unggul, Artikel Ilmiah, Program Studi Akuntansi, Program Sarjana, STIE PGRI Dewantara Jombang.

Tomat merupakan komoditas pertanian yang ada hampir di seluruh dunia. Tomat sering dijuluki sebagai “Apel Cinta”. Rasanya yang unik, yakni perpaduan antara rasa manis dan asam menjadikan tomat sebagai salah satu buah yang digemari oleh masyarakat. Ada lima cara membudidayakannya yaitu, lokasi budidaya tomat, pembibitan tanaman tomat, penanaman bibit tomat, pemeliharaan tanaman tomat, pemberantasan hama dan penyakit tanaman tomat, panen dan penanganan pascapanen.

Kata-kata kunci: Lokasi budidaya tomat, pembibitan tanaman tomat, penanaman bibit tomat, pemeliharaan tanaman tomat, pemberantasan hama dan penyakit tanaman tomat, panen dan penanganan pascapanen.


Tomat tergolong tanaman semusim (annual). Artinya, tanaman berumur pendek yang hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Tanaman tomat merupakan tanaman perdu atau semak yang menjalar pada permukaan tanah dengan panjang mencapai ± dua meter.
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Plantrun), tanaman tomat tergolong dalam tumbuhan yang menghasilkan biji (Spermatophyta). Bijinya tertutup oleh akar buah sehingga termasuk dalam golongan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
Tanaman tomat berasal dari daerah Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik. Pada saat itu tomat masih di anggap tanaman pengganggu atau gulma, namun pada tahun 700 SM, tomat mulai dibudidayakan masyarakat yang mendiami benua tersebut.
Selanjutnya tomat mulai menyebar di daratan Eropa pada abad ke 15. Setelah itu tomat menyebar ke Jerman, Prancis dan negara Eropa lainnya. Pada abad ke 17 tomat masuk ke Indonesia melalui bangsa Portugis.
Saat ini, produksi utama tomat di Indonesia sebagian besar di pulau Jawa, terutama Jawa Barat (Bandung, Cianjur, Garut, Majalenka, dan Sukabumi) dan Jawa Timur. Termasuk juga beberapa daerah lain, seperti Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Bengkulu. Namun, berdasarkan pusat penanaman, daerah penyebaran tomat di Indonesia adalah Lembang, Pangalengan, Salatiga, Sukabumi, dan Tanah Karo.
            Dalam enam cara menghasilkan buah tomat yang bermutu, ada beberapa hal yang harus diketahui yaitu: lokasi budidaya tomat, pembibitan tanaman tomat, penanaman bibit-bibit tomat, pemeliharaan dan perawatan tanaman tomat, pemberantasan hama dan penyakit tanaman tomat, panen dan penanganan pascapanen.

Lokasi Budidaya Tomat
            Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya varietas berlian, varietas mutiara dan varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai untuk ditanam di dataran rendah misalnya varietas intan, varietas ratna, varietas berlian, varietas LV, varietas CLN. Di samping itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah adalah varietas tomat GH2, varietas tomat GH4, varietas berlian, dan varietas mutiara. Pada dasarnya tanaman tomat dapat ditanam pada berbagai keadaan topografi dengan derajat kemiringan tanah tidak melebihi 30%, sebab jika di atas 30% dapat menghambat budidaya tanaman tomat. Variasi keadaan topografi tanah di antaranya adalah keadaan topografi tanahnya miring, bergelombang, dan datar. Untuk mengurangi pengeluaran dalam budidaya tanaman tomat secara organik, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu membuat teras-teras dan tanggul. Tanaman tomat tumbuh baik pada tanah ber-pH 6,0 – 7,0. Bila pH tanah kurang dari 5,5 sebaiknya tanah ditaburi kapur (Pracaya,  1998:26).
Suhu rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat berkisar antara 18° C - 25° C pada siang hari, dan 10° C - 20° C pada malam hari. Suhu udara di atas 25° C pada siang hari dan diikuti dengan kelembapan udara yang tinggi dapat mereduksi hasil. Selain itu, suhu malam hari yang tinggi atau di atas 20° C diikuti dengan kelembapan udara yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dan produksi buah yang jelek mutunya. Kelembapan udara yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan tanaman tomat akibat banyaknya gangguan hama dan penyakit. Akan tetapi jika kelembapan udara rendah maka proses pembentukan buah menjadi terhambat.

Pembibitan Tanaman Tomat
Agar memperoleh hasil yang baik dan berkualitas dalam penanaman buah tomat secara organik, maka perlu penggunaan bibit tomat yang unggul (Firmanto, 2011:19). Sebelum memulai pembibitan, yang perlu dipersiapkan adalah rumah pembibitan atau bedeng penyemaian. Hal ini penting untuk menunjang keberhasilan budidaya tanaman tomat. Dalam mempersiapkan tanah untuk persemaian harus diperhitungkan jadwal saat tanam, artinya bibit baru dapat dipindahtanamkan pada umur 30-45 hari. Dengan demikian, jadwal penyiapan tanah persemaiannya adalah 45 hari lebih awal dari jadwal saat tanam. Selain itu arah bedengan juga harus diperhatikan sesuai dengan tipe-tipe bedeng persemaian. Tentang konstruksi persemaian, hal yang harus diperhatikan adalah tinggi bedeng, lebar bedeng, dan panjang bedeng. Pengolahan tanah yang harus diperhatikan adalah sterilisasi tanah dengan cara tanam secara organik yang terdiri dari tanah dan pupuk kandang yang telah matang kemudian dicampur dengan perbandingan 1:1. Selanjutnya media semai dikukus selama empat jam. Hal ini dilakukan untuk membunuh kuman atau bibit penyakit yang terdapat di dalam tanah agar benih di semaian dapat tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah dingin, media semai tersebut dapat digunakan untuk menyemai benih atau bibit tomat. Berikut ini beberapa tipe persemaian diantaranya 1). Bedeng persemaian tipe permanen, tipe ini dapat digunakan untuk jangka panjang / berkali-kali untuk keperluan persemaian benih. Terbuat dari kerangka bambu, panjang bedeng ini disesuaikan dengan keadaan lahan setempat, lebarnya 120 cm, dan tingginya 25 cm. Selanjutnya tinggi atap bagian depan yang menghadap ke timur sekitar 120 cm dan atap bagian belakang yang menghadap ke barat sekitar 90 cm. 2). Bedeng persemaian tipe semi permanen, merupakan kotak yang terbuat dari papan kayu dan anyaman yang ukurannya bervariasi sesuai kebutuhan. Tipe ini juga dapat digunakan berkali-kali dan untuk bermacam-macam komoditas. 3). Bedeng persemaian tipe tidak permanen, dibuat langsung pada tanah di areal pertanaman. Ukuran tinggi sungkup 50 cm dan lebar bedeng 100 cm-110 cm. Tipe ini hanya dapat digunakan untuk satu kali tanam.
Tanaman tomat berkembang biak secara generatif atau melalui biji. Sebelum ditanam benih yang berasal dari biji sebaiknya disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Untuk mendapatkan tanaman yang sehat dan baik, diperlukan penanganan benih yang intensif dengan memperhatikan faktor teknik yang mempengaruhinya. Pembibitan merupakan awal terbentuknya tanaman, dan hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan selanjutnya. Dengan demikian, apabila penanganannya kurang intensif akan diperoleh bibit yang jelek walaupun benih yang ditanam bermutu baik.

Penanaman Bibit Tomat
Pada waktu menentukan saat tanam, faktor utama yang harus dijadikan pertimbangan adalah faktor cuaca. Di Indonesia terkenal mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada dua musim tersebut terdapat perbedaan dan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, berpengaruh terhadap kehidupan hama dan potagen yang menganggu kehidupan tanaman pertanian. Pada saat musim penghujan, pertumbuhan potagen sangat cepat. Dengan demikian intensitasnya dalam menyerang tanaman pertanian menjadi besar. Sebaliknya pada musim kemarau pertumbuhan potagen berkurang. Dengan demikian, intensitas serangan potagen pada musim kemarau juga berkurang. Oleh karena itu, saat tanam yang baik untuk membudidayakan tanaman tomat adalah pada awal musim kemarau atau pada akhir musim penghujan.
 Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di lahan produksi harus memperhitungkan waktu, antara lamanya bibit di persemaian hingga dapat dipindah tanam ke lahan produksi dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap tanam. lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan lamanya pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar tepat waktu penanaman dilahan produksi, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan. Selain memperhatikan waktu, dalam pengolahan tanah juga harus memperhatikan teknik pelaksanaannya. Kegiatan pengolahan tanah harus dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan teknik yang intensif. Pengolahan tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3 tahap, yaitu :
1). Tanah dibalik dengan menggunakan bajak, tanah diolah dengan kedalaman 25 cm-30 cm. Setelah dibajak tanah dibiarkan selama 1 minggu. Apabila kondisi tanah gersang, sebaiknya ditanami dengan pupuk hijau terlebih dahulu sebelum lahan digunakan, misalnya, orok-orok (Crotalaria Juncea) (Pracaya, 1998:32).
2). Tanah digemburkan dengan cara dicangkul tipis-tipis, kemudian dibiarkan selama 1 minggu. Sementara itu berikan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 15 – 20 ton/ha. Kemudian pengapuran tanah bersamaan dengan pengolahan tanah.
3). Tanah yang sudah dicampuri dengan pupuk dicangkuli tipis-tipis dan diratakan, selanjutnya dibuat bedeng dan parit. Lebar bedeng 120 cm, tinggi bedeng 40 cm, dan lebar parit 50 cm. Setelah itu tanah yang sudah dicampuri pupuk kandang dan pengapuran didiamkan lagi selama 1 minggu. Kemudian tutup bedeng dengan mulsa plastik pada bagian atapnya.
Keberhasilan produksi dibidang pertanian tidak hanya tergantung pada jenis bibit yang ditanam, pembibitan yang baik, dan penyiapan lahan yang baik, tetapi juga sangat tergantung pada cara penanaman dan pemeliharaannya selama masa pertumbuhan hingga panen. Untuk mencapai produksi yang optimal, kegiatan penanaman bibit tomat dilahan produksi antara lain 1). Penyeleksian bibit, 2). Waktu penanaman, 3). Penentuan jarak tanam, 4). Pemindahan bibit.

Pemeliharaan Tanaman Tomat
            Pemberian ajir sebagai penegak, pada umur 21 hari sejak penanaman dilahan produksi atau kira-kira sudah setinggi 25 cm, tanaman tomat harus diberi ajir atau penunjang. Maksudnya untuk menopang tegaknya tanaman dan buah. Ajir dapat dibuat dari bambu yang dibelah-belah dengan ukuran lebar 2 cm atau 3 cm dan panjang 1,75 m. Bagian bawah ajir sebaiknya dibuat runcing agar mudah pencapaiannya. Tancapkan ajir ke dalam tanah sedalam kira-kira 20 cm, berjarak sekitar 25 cm dari bedeng dan dekat dengan batang tanaman. Kemudian Penyulaman, berarti mengganti tanaman yang mati, rusak, atau yang pertumbuhannya tidak normal. Penyulaman sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam, namun jika sebelum satu minggu tanaman mati atau layu. Sebaiknya penyulaman segera dilakukan (Firmanto, 2011:45). Penyulaman dapat dilakukan dengan mencabut tanaman yang telah mati atau rusak, kemudian dibuat lubang tanam baru ditempat tanaman terdahulu, di bersihkan dan diberi pupuk organik cair. Setelah itu, bibit baru ditanam pada tempat terdahulu dengan cara seperti penanaman bibit terdahulu. Dengan penyulaman diharapkan produksi tetap dapat optimal. Selain itu pemeliharaan tanaman tomat dapat dilakukan dengan Penyiangan, Pendangiran, dan Pembubunan. Penyiangan adalah kegiatan membersihkan atau memberantas rumput-rumput dan jenis tanaman lain yang merupakan pengganggu tanaman yang dibudidayakan. Pendangiran adalah kegiatan mengolah tanah secara ringan untuk menggemburkan kembali tanah yang memadat akibat pengairan atau penyiraman. Sedangkan pembubunan adalah meninggikan tanah disekitar tanaman. Penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali, tergantung kondisi lahan produksi. Untuk menghemat tenaga dan biaya, pendangiran dan pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan. Selanjutnya Pemangkasan dan pengaturan buah, pemangkasan adalah upaya mengurangi jumlah rating atau cabang dan pucuk atau tunas utama dari tanaman. Pemangkasan dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan vegetatif (daun dan cabang) dan merangsang pertumbuhan generatif (buah). Bagian-bagian tanaman yang dipangkas adalah tunas muda dan tunas lateral yaitu tunas yang tumbuh di antara batang tanaman, tunas apikal atau bagian pucuk batang tanaman, dan sebagian bunga dan buah. Pengaturan buah adalah upaya mengurangi buah atau jumlah bunga dengan cara menyeleksinya. Pengaturan buah dilakukan untuk mendapatkan buah yang lebih baik.  Pengaturan buah dalam satu tandan yang ideal adalah 6-8 buah, pengaturan atau penjarangan buah dimaksudkan agar buah yang dihasilkan dapat lebih besar dan berkualitas. Pemeliharaan selanjutnya adalah Pemupukan, tanaman tomat dalam pertumbuhannya memerlukan zat-zat makanan atau unsur hara yang terdiri atas hara makro, seperti N, P, K, S, Mg, Ca dan hara mikro, seperti Mo, Cu, B, Zn, Fe, Mn. Dalam cara bertanam secara organik, pemupukan selain meningkatkan produksi juga harus mempunyai fungsi terhadap konservasi (perlindungan) tanah. Sebaiknya digunakan pupuk dasar berupa kandang secara organik. Pemeliharaan yang terakhir adalah Pengairan, pengairan dalam pertanian biasanya dilakukan dengan sistem irigasi teknis, yaitu dengan pembuatan dam-dam untuk penampungan air dan pembuatan selokan untuk menyalurkan air ke areal pertanaman, sekaligus membuang kelebihan air. Untuk mengoptimalkan penggunaan air dan maningkatkan produksi, petani tomat harus memperhatikan sumber air yang digunakan dan kebutuhan air bagi tanaman.

Pemberantasan Hama dan Penyakit Tanaman Tomat
            Hama adalah semua jenis hewan yang mengganggu budidaya tanaman tomat, sekaligus bisa menyebabkan kerusakan (AgroMedia, 2007:135). Perlu penanganan yang tepat untuk bisa mengatasi hama-hama tersebut. Cara penanganan yang kurang tepat, seperti penggunaan pestisida yang berlebihan dan diagnosis hama yang salah, bisa menyebabkan rendahnya produksi buah tomat. Sedangkan, penyakit pada tanaman tomat bisa disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, dan terjadinya kekurangan atau kelebihan unsur hara. Komplikasi penyakit dalam satu tanaman bisa diatasi dengan menggunakan pestisida yang memiliki spektrum lebih luas atau yang bisa mengendalikan dua atau lebih penyakit, misalnya untuk phytophoradan xyropthonia (AgroMedia, 2007:152). Karena itu, untuk mengatasi penyakit yang menyerang tanaman tomat, diperlukan kemampuan mendeteksi penyakit secara tepat, sehingga penggunaan pestisida yang benar dengan dosis yang tidak berlebihan bisa ditekan seminimal mungki.
Perlindungan tanaman tomat terhadap serangan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1). Pencegahan preventif, tindakan pencegahan sebelum tanaman terinfeksi hama dan penyakit. Dilakukan dengan cara menanam jenis tanaman yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit, pengolahan tanah yang intensif, dan menanam sesuai dengan musimnya.
2). Pengobatan kuratif, pengobatan terhadap tanaman yang terinfeksi hama atau penyakit, sekaligus memberantas hama atau penyakit yang telah menyerang tanaman. Dapat dilakukan dengan cara biologis (menyebarkan hewan yang menjadi musuh/predator ke areal pertanaman), cara mekanis (membunuh secara langsung hama dan pemangkasan bagian tanaman yang terinfeksi penyakit), cara kimia (menggunakan bahan-bahan kimia organis untuk memberantas hama yang mengganggu tanaman), dan pengendalian terpadu dari ketiga cara tersebut (cara biologis, mekanis, dan kimia).

Panen dan Penanganan Pascapanen
            Akhir dari seluruh kegiatan bertani adalah panen dan penanganan pascapanen. Panen adalah pemetikan hasil yang dilakukan pada saat buah tomat telah memenuhi kriteria masak petik. Pemetikan buah tomat sudah dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam, tergantung pada varietasnya. Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai seluruh buah tomat habis terpetik. Tanaman tomat yang sudah tidak produktif lagi harus dibongkar dan diganti dengan tanaman yang baru. Kriteria masak petik buah tomat adalah kulit buah telah berubah yaitu dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua telah mengering, batang tanaman telah menguning atau mengering. Waktu pemetikan buah tomat pun perlu diperhatikan. Pemetikan buah tomat lebih baik dilakukan saat pagi hari dan sore hari, dibandingkan pada siang hari, karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung. Sehingga zat gizi yang terbentuk terhenti dan hasilnya lebih rendah jika dibanding buah tomat saat dipetik pagi hari dan sore hari.
            Penanganan pascapanen adalah kegiatan penanganan hasil setelah panen, yakni kegiatan yang dimulai dari pengumpulan hasil panen dilahan produksi hingga tahap pemasaran. Penanganan pascapanen bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan mutu buah yang telah dihasilkan pada saat panen. Adapun kegiatan penanganan pascapanen adalah
1). Pencucian atau pembersihan, buah tomat yang telah dipetik segera dibersihkan, guna untuk menghilangkan zat kimia dan sisa pestisida. Buah tomat dapat dicuci dengan zat kimia pembersih kotoran dan residu pestisida, yaitu zat kimia neutral cleaner brogdex dan britex wax. Zat ini berfungsi sebagai pembersih sekaligus pembunuh semua kotoran yang menempel dipermukaan kulit buah.
2). Sortasi dan Grading, sortasi bertujuan untuk mendapatkan buah yang seragam, baik dari segi ukuran maupun tingkat kerusakannya, dengan cara memisahkan nya. Sedangkan grading adalah kegiatan mengelompokkan buah tomat yang telah disortasi menjadi bagian atau kelompok kelas menurut ukuran besar buah, ukuran bobot buah, ukuran kesehatan buah, dan ukuran cacat buah. Dengan adanya sortasi dan grading akan diperoleh beberapa keuntungan baik bagi produsen maupun bagi konsumen.
3). Penyimpanan, teknik penyimpanan  untuk mempertahankan kesegaran buah tomat dalam waktu yang lama pada prinsipnya adalah menekan sekecil mungkin terjadinya respirasi dan transpirasi sehingga menghambat proses enzymatis/biokimia yang terjadi dalam buah. Dengan demikian, kematangan buah dapat tertunda sampai beberapa hari. teknik penyimpanan buah tomat dengan cara di simpan dalam ruangan bertemperatur renah dengan pengatur suhu ruangan, penyimpanan dalam ruangan yang berventilasi tanpa pengatur suhu, penyimpanan dalam ruang vakum.
4). Pengemasan dan pengangkutan,  merupakan dua kegiatan yang berkaitan erat dalam usaha melindungi buah tomat dari kerusakan mekanis. Oleh karena itu, tahapan proses pengemasan dan pengangkutan harus dilakukan secara hati-hati agar buah tomat sampai ke konsumen masih tetap dalam keadaan baik. Selama ini ada masalah yang sering dialami petani yang menyebabkan penurunan kualitas buah tomat, yaitu teknik pemetikan buah tomat yang tidak menyertakan gagangnya (Agroteknologi, 2015).
            Pemasaran merupakan kegiatan penyampaian buah tomat dari produsen ke konsumen dengan tujuan mendapatkan nilai uang sebagai balas jasa atas pengadaan bahan pangan. Pemasaran buah tomat perlu memperhatikan, Penentuan harga dan Pengenalan lembaga tata niaga. Penentuan harga hendaknya bertumpu pada perhitungan harga pokok sebagai standar untuk menentukan harga yang menguntungkan menurut mutu kelas yang telah ditetapkan pada tahapan sortasi dan grading. Setelah diketahui harga pokok, tentukanlah harga penawaran yang lebih tinggi dari harga pokok dan sesuaikan dengan kualitasnya. Oleh karena itu,  pengenalan lembaga tata niaga yang terlibat dalam pemasaran hasil pertanian perlu diketahui dan dipelajari oleh para petani dan produsen sebagai bahan untuk menyusun program pemasaran yang efisien. Program yang efisien adalah jika petani produsen dapat menjual produknya dengan memperpendek jalur pemasaran. Dengan demikian, tingkat harga yang dapat diperoleh akan lebih tinggi sehingga keuntungan juga menjadi lebih tinggi.
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam budidaya tomat secara organik harus memperhatikan lokasi tempat tanaman tomat dibudidayakan, dan pembibitan tanaman tomat menggunakan bibit yang unggul, serta penanaman dilahan produksi dengan menggunakan teknik penanaman yang intensif, selain itu pemeliharaan dan pemberantasan hama atau penyakit yang mengganggu tanaman tomat sangat diperlukan, dan yang terakhir memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pemanenan buah tomat dan penanganan pascapanen. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan buah tomat yang bermutu dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mencapai keuntungan yang tinggi bagi petani atau produsen, selain itu hasilnya yang alami, baik, dan sehat juga digemari oleh konsumen atau masyarakat.

Daftar Rujukan
Pracaya, Ir. 1998. Bertanam Tomat. Yogyakarta:Kanisius.
AgroMedia, Redaksi. 2007. Panduan Lengkap Budi Daya Tomat. Jakarta Selatan:PT. AgroMedia Pustaka.
Firmanto, B. Herdy. 2011. Sukses Bertanam Tomat Secara Organik. Bandung:Angkasa.
Agroteknologi. 2015. Teknik Penanganan Pascapanen Tomat dan Pemasarannya, http://agroteknologi.web.id/teknik-penanganan-pasca-panen-tomat-dan-pemasarannya/, di akses pada 23 Juli 2016, pukul 21:00.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH “PROBLEMATIKA NILAI, MORAL DAN HUKUM DALAM MASYARAKAT DAN NEGARA”

MAKALAH STRUKTUR ORGANISASI

Makalah Ilmu Alamiah Dasar (IAD) tentang Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)