MAKALAH AUDIT MANAJEMEN TENTANG AUDIT SISTEM INFORMASI

Gambar
AUDIT SISTEM INFORMASI/ TEKNOLOGI INFORMASI Tugas Ini   Disusun Guna untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah “ Audit Manajemen ” Dosen Pengampu : Agus Susilo, MM, Ak, CA, QIA. Disusun oleh: Kelompok 2 ENY WULANDARI                                                 ( 1562012 ) IDA MUHLIDA                                             ( 1562025 ) ARIS SAFIROTUL FANANI                      ( 1562047 ) ...

AKUNTANSI BIAYA TENTANG METODE HARGA POKK PROSES




MAKALAH
 “METODE HARGA POKOK PROSES”


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
AKUNTANSI BIAYA

Dosen Pengampu : Omi Pramiana, M. Aks.



 


Disusun Oleh       :






Di Susun Oleh  :

Kelompok 3 (Tiga)

Ø Weny Marga Rusla                      (1562024)
Ø Ida Muhlida                                    (1562025)
Ø Putri Abrianti S. Agustina          (1562028)
Ø Sagita Puji Rahayu                       (1562029)





PROGRAM STUDI AKUNTANSI
STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami selaku kelompok penyusun dapat menyelesaikan makalah Metode Harga Pokok Proses dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas “Akuntansi Biaya”, Dalam makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai referensi buku dan website, selain itu makalah ini berisikan tentang Meode Harga Pokok Proses yang merupakan metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa..
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat kelemahan dan kekurangan, maka saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai acuan pembuatan makalah yang sama dikemudian hari.




                                                                                    Jombang, 03 Oktober 2016
                                                                                         Kelompok Penyusun








ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................................    i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................    ii
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................                iii
BAB I     PENDAHULUAN ...........................................................................................    1
               1.1   Latar Belakang ............................................................................................    1  
               1.2    Rumusan Masalah ......................................................................................    1
               1.3    Tujuan ........................................................................................................    2
BAB II    PEMBAHASAN ..............................................................................................    3
               2.1   Karakteristik dan tujuan metode harga pokok proses  ................................    3
               2.2   Metode Harga Pokok Proses ......................................................................    4
               2.3   Penggolongan biaya produksi pada metode harga pokok proses ...............    4
               2.4   Arus Produk ................................................................................................    9
               2.5   prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok proses .......................    9
               2.6   Pengaruh dari otomatisasi ...........................................................................    9
               2.7   Laporan biaya produksi ..............................................................................    9
               2.8   Metode harga pokok proses – produk diolah melalui lebih dari satu
                       Departemen produksi ..................................................................................    10
               2.9   Contoh soal .................................................................................................    12
BAB III   PENUTUP                                                                                                            19
                3.1  Kesimpulan .................................................................................................    19  
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................    20









iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Metode harga pokok proses yang merupakan metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati terhadap karekteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen biaya. Harga pokok pesanan dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaitan dengan biaya. 
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan hpp dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang biaya yang merupakan dasar pencatatan nilai dalam akuntansi pada tahap pembebanan.

1.2     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat di ambil suatu rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1.    Bagaimana karakteristik dan tujuan metode harga pokok proses ?
2.    Bagaimana metode harga pokok proses ?
3.    Bagaimana penggolongan biaya produksi pada metode harga pokok proses ?
4.    Bagaimana proses arus produk ?
5.    Bagaimana prosedur akuntansi untuk biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik ?
6.    Bagaimana pengaruh dari otomatisasi ?
7.    Bagaimana laporan biaya produksi pada metode harga pokok proses ?
8.    Bagaimana penambahan bahan pada departemen berikutnya ?
9.    Bagaimana penyelesaian dari contoh soal metode harga pokok proses ?






1.3     Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui karakteristik dan tujuan metode harga pokok proses.
2.    Untuk mengetahui metode harga pokok proses.
3.    Untuk mengetahui penggolongan biaya produksi pada metode harga pokok proses.
4.    Untuk mengetahui arus produk.
5.    Untuk mengetahui prosedur akuntansi untuk biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
6.    Untuk mengetahui pengaruh dari otomatisasi.
7.    Untuk mengetahui laporan biaya produksi pada metode harga pokok proses.
8.    Untuk mengetahui penambahan bahan pada departemen berikutnya.
9.    Untuk mengetahui penyelesaian dari contoh soal metode harga pokok proses.















BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Karakteristik dan Tujuan Metode Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses (processing cost) adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa. Contoh perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses adalah:
·      Memproduksi barang : pabrik tekstil, penyulingan minyak, pabrik baja, pabrik semen, pabrik gula, pharmasi, radio, mesin cuci, TV, Kalkulator, mesin tik, dan sebagainya.
·      Memproduksi jasa : tenaga listrik (PLN), gas kota, pemanasan (di negara dingin), angkutan, dan sebagainya.
Karakteristik Metode Harga Pokok Proses
Karakteristik metode harga pokok proses yaitu sebagai berikut :
a)    Produk yg dihasilkan merupakan bersifat seragam (homogen), bentuk produk standar, tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli.
b)   Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, tahun dan sebagainya.
c)    Kegiatan produksi didasarkan pada budget produksi atau schedule produksi untuk satuan waktu tertentu
d)   Sistem produksi merupakan sistem produksi yang berjalan terus-menerus (kontinyu).
e)    Tujuan produksinya adaah untuk membentuk persediaan (inventory).
f)    Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung setiap akhir periode, misalnya akhir bulan, akhir tahun.
Tujuan Informasi dari Harga Pokok Proses
Tujuan informasi dari harga pokok proses, yaitu sebagai berikut :
·      Penentuan harga jual produk yang tepat.
·      Memantau realisasi biaya produksi.
·      Menghitung laba/rugi per periodik secara transparan.
·      Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.


2.2     Metode Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses- tanpa memperhitungkan  persediaan produk dalam proses awal. Variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses yang diuraikan dalam bab ini mencakup:
a)      Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produksinya diolah hanya melalui satu departemen produksi :
·      Pengolahan produk melalui satu tahap (departemen), semua biaya dibebankan berdasarkan biaya sesungguhnya.
·      Pengolahan produk melalui satu tahap (departemen), biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
b)      Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi :
·      Pengolahan produk melalui beberapa tahap (departemen), produk selesai pada departemen tertentu langsung dipindah ke departemen berikutnya.
·      Pengolahan produk melalui beberapa tahap (departemen), produk selesai dari departemen permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, dimana sebagian akan diproses didalam departemen lanjutan dan sebagian langsung dijual.
2.3     Penggolongan Biaya Produksi Pada Metode Harga Pokok Proses
Dalam akuntansi biaya untuk metode harga pokok proses, biaya produksi dapat digolongkan menjadi :
a)    Biaya Bahan
 Dalam metode harga pokok proses tidak diadakan pemisahan antara bahan baku dan bahan penolong, hal ini disebabkan umumnya produk yang dihasilkan bersifat homogen dan bentuknya standar sehingga setiap satuan produk yang sama akan menikmati bahan yang relatif sama juga. Semua harga pokok bahan yang diproses atau diolah menjadi prodek selesai atau bagian produk selesai, baik dapat diidentifikasikan atau tidak dapat diidentifikasikan dengan produk tertentu, adalah merupakan biaya bahan. Kartu buku besar pembantu persediaan dibuat untuk setiap jenis bahan, permintaan bahan oleh setiap departemen yang menggunakan bahan digunakan dokumen Bon Permintaan Bahan dan Pemakaian bahan didalam produksi oleh setiap departemen harus dibuatkan Laporan Pemakaian Bahan yang akan dipakai dasar menyusun Laporan Harga Pokok Produksi. Laporan Pemakaian Bahan digunakan pula untuk pengendalian pemakaian bahan oleh setiap departemen.
Misalnya proses pengolahan produk melalui satu tahap pengolahan, pemakaian bahan dibuat jurnal sebagai berikut :
jurnal untuk mencatat biaya bahan baku ;
Barang dalam proses – Biaya Bahan               Rp,   xx
                        Persediaan Bahan                                            Rp.   xx
Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong
Barang dalam proses- biaya bahan penolong                     Rp.   xx
            Persediaan bahan penolong                                                     Rp.   xx
Apabila produk diproses melalui Deoartemen A dan Departemen B, dimana bahan hanya dipakai pada Departemen A, jurnal pemakaian bahan sebagai berikut :
Barang dalam proses – Departemen A            Rp.   xx
                        Persediaan bahan                                            Rp.   xx
Apabila bahan dipakai didepartemen A dan Departemen B, jurnalnya sebagai berikut :
Barang dalam proses – Biaya Bahan – Departemen A           Rp.   xx
Barang dalam proses – Biaya Bahan – Departemen B           Rp.   xx
                        Persediaan bahan                                                                    Rp.   xx
b)    Biaya Tenaga Kerja
          Dalam metode harga pokok proses tidak dipisahkan atau dibedakan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Apabila produk diolah dalam satu tahapan pengolahan, maka semua biaya tenaga kerja dipabrik digolongkan sebagai elemen biaya tenaga kerja, dari daftar gaji dan upah untuk produksi dibuat jurnal sebagai berikut :
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
          Barang dalam proses – biaya tenaga kerja                  Rp.   xx
                      Biaya gaji dan upah                                                    Rp.   xx
Apabila produk diolah melalui beberapa tahapan atau departemen, semua biaya tenaga kerja pada departemen produksi digolongkan sebagai biaya tenaga kerja, sedangkan biaya tenaga kerja departemen pembantu diperuntukkan sebagai elemen biaya overhead pabrik. Dari daftar gaji dan upah departemen produksi, misalnya Departemen A dan Departemen B, akan dibuat jrnal sebagai berikut :
          Barang dalam proses – biaya tenaga kerja – Departemen A   Rp.   xx
          Barang dalam proses – biaya tenaga kerja – Departemen B   Rp.   xx
                      Biaya gaji dan upah                                                                Rp.   Xx

c)     Biaya Overhead Pabrik
Dari uraian penggolongan biaya bahan dan biaya tenaga kerja tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan biaya overhead pabrik. biaya overhead pabrik dalam metode harga pokok proses, yaitu meliputi semua biaya produksi di departemen produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja ditambah semua biaya pada  departemen pembantu yang ada dipabrik. Apabila perusahaan tidak memiliki departemen pembantu dipabrik, biaya biaya overhead pabrik meliputi semua elemen biaya produksi selain biaya bahan dan tenaga kerja. Jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead pabrik sebagai berikut :
·      Produk diolah melalui satu tahapan produksi
Untuk perusahaan yang telah menggunakan tarif biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal :
Biaya overhead pabrik                                  Rp.   xx
          Kas                                                                  Rp.   xx
          Persediaan supplies pabrik                                       xx
          Persediaan suku cadang                                           xx
          Persekot biaya                                                          xx
          Akumulasi penyusutan                                             xx
          Hutang biaya                                                            xx
          Dan lain-lain rekening dikredit                                xx
     Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dibuat jurnal sebagai berikut :
JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik
     Barang dalam proses – biaya overhead pabrik            Rp.   xx
                 Biaya overhead pabrik                                                Rp.   xx
Untuk perusahaan yang menggunakan tarif biaya overhead pabrik, jurnal yang dibuat atas biaya overhead yang sesungguhnya sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik sesungguhnya                       Rp.   xx
          Kas                                                                              Rp.   xx
          Persediaan supplies pabrik                                                   xx
          Persediaan suku cadang                                              Rp.   xx
          Persekot biaya                                                                      xx
          Akumulasi penyusutan                                                         xx
          Hutang biaya                                                                        xx
Dan lain-lain rekening dikredit                                            xx
     Terhadap pembebanan biaya overhead pabrik pada produk dibuat jurnal sebagai berikut :
     Barang dalam proses – biaya overhead pabrik            Rp.   xx
                 Biaya overhead pabrik dibebankan                             Rp.   xx
     Pada akhir periode dalam rangka menghitung selisih biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya denga jurnal sebagai berikut :
     Biaya overhead pabrik dibebankan                 Rp.   xx
                 Biaya overhead pabik sesungguhnya              Rp.   xx
·      Produk diolah melalui beberapa tahap dan perusahaan memiliki departemen pembantu dipabrik
Untuk perusahaan yang tidak menggunakan tarif biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut (misalnya perusahaan memiliki departemen produksi : Departemen A dan Departemen B, serta departemen pembantu : Departemen Y dan Departemen Z) :
Biaya overhead pabrik – Departemen A                   Rp.   xx
Biaya overhead pabrik – Departemen B                            xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Y                            xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Z                            xx
          Kas                                                                              Rp.   xx
Biaya gaji dan upah                                                             xx
Persediaan supplies pabrik                                                   xx
Persediaan suku cadang                                                       xx
Persekot biaya                                                                      xx
Akumulasi penyusutan                                                         xx
Hutang biaya                                                                        xx
Dan lain-lain rekening dikredit                                            xx
Setelah biaya sesungguhnya setiap departemen diketahui, biaya overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan ke departemen prosuksi, karenaa produk yang memikul harga pokok diolah di departemen produksi, jurnal alokasi sebagai berikut :
     Biaya overhead pabrik – Departemen A                     Rp.   xx
     Biaya overhead pabrik – Departemen B                              xx
                 Biaya overhead pabrik – Departemen Y                     Rp.   xx
                 Biaya overhead pabrik – Departemen Z                              xx
Selanjutnya biaya overhead pabrik setiap departemen produksi dibebankan pada produk yang diproses dengan jurnal sebagai berikut :
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen A      Rp. xx
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen B             xx
     Biaya overhead pabrik – Departemen A                                             Rp.   xx
Biaya overhead pabrik – Departemen B                                                      xx
Apabila perusahaan menggunakan tarif biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut :
     Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen A         Rp.   xx
     Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen B                  xx
     Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Y                  xx
     Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Z                   xx
                 Kas                                                                                          Rp.   xx
                 Biaya gaji dan upah                                                                         xx
                 Persediaan supplies pabrik                                                               xx
                 Persediaan suku cadang                                                                   xx
                 Persekot biaya                                                                                  xx
                 Akumulasi penyusutan                                                                     xx
                 Hutang biaya                                                                                    xx
                 Dan lain-lain rekening yang dikredit                                               xx
Alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya dari departemen pembantu ke departemen produksi dibuat jurnal sebagai berikut :
     Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen A         Rp.   xx
     Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen B                  xx
                 Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Y         Rp.   xx
                 Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Z                   xx
Pembebanan biaya overhead pabrik pada setiap departemen produksi dibuat jurnal sebagai berikut :
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen A      Rp.   xx
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen B               xx
     Baya overhead pabrik dibebankan – Departemen A                                Rp. xx
     Biaya overhead pabrik dibebankan – Departemen B                                     xx
Pada akhir periode dalam rangka menghitung selisih biaya overhead pabrik setiap departemen produksi, biaya overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya denga jurnal sebagai berikut :
     Biaya overhead pabrik dibebankan – Departemen A             Rp.  xx
     Biaya overhead pabrik dibebankan – Departemen B                     xx
                 Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen A         Rp.  xx
                 Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen B                 xx
2.4       Arus Produk
            Dalam kalkulasi biaya proses, biaya total dan biaya per unit pada setiap departemen akan diiktisarkan dalam laporan biaya produksi. Arus produk yang berkaitan dengan metode kalkulasi biaya proses dibagi dalam tiga bentuk, yaitu           :
1.      Arus produk berurutan (Saquential Product Flow). Dalam arus produk berurutan, setiap produk diproses melalui rangkaian langkah yang sama.
2.      Arus produk sejajar (Parallel Product Flow). Dalam arus produk sejajar, bagian tertentu dari pekerjaan dilaksanakan secara serentak atau bebarengan kemudian sama – sama ditransfer keproses penyelesaian dan akhirnya diteruskan kebarang jadi.
3.      Arus produk selektif (Selective Product Flow). Dalam arus selektif, produk bergerak melalui departemen yang berbeda – beda dipabrik sesuai dengan produk akhir yang diinginkan.
2.5     Prosedur Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Proses
Prosedur dalam rangka menentukan harga pokok produk pada metode harga pokok proses adalah sebagai berikut :
a)    Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan produksi ekuivalen dalam rangka menghitung harga pokok satuan,
b)   Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik periode tertentu. Apabila prodk diproses melalui beberapa departemen elemen biaya tersebut dikumpulkan untuk setiap departemen,
c)    Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen biaya tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan,
d)   Menghitung harha pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau ke departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses akhir.
2.6     Pengaruh Dari Otomatisasi
            Struktur biaya akan berubah apabila terjadi otomatisasi dalam lingkungan manufaktur. Dengan otomatisasi yang dilakukan secara menyeluruh dalam segala aspek kegiatan pabrik maka biaya tenaga kerja langsung akan menurun dan biaya ini menjadi bagian yang tidak berarti dalam jumlah produksi. Sebaliknya biaya overhead pabrik meningkat dengan adanya otomatisasi.
2.7     Laporan Biaya Produksi
Media yang dipakai dalam menghitung atau menentukan harga pokok produk adalah Laporan Harga Pokok Produksi yang memuat informasi sebagai berikut :
a)    Laporan produksi
Bagian laporan ini menunjukkan :
·      Informasi jumlah produk yang diolah, baik dari produk dalam proses awal, produk yang baru dimasukkan atau diterima dari departemen sebelumnya, maupun tambahan produk pada departemen lanjutan akibat adanya tambahan kalau ada.
·      Informasi jejak produk yang diolah, meliputi produk selesai yang dimasukkan ke gudang atau dipindahkan ke departemen lanjutan, produk yang masih dalama proses akhir, produk hilang, produk rusak, produk cacat kalau ada. 
b)   Biaya yang dibebankan
Bagian laporan ini menunjukkan informasi tentang :
·      Jumlah biaya yang dibebankan, meliputi harga pokok produk dalam proses awal kalau ada,  harga pokok yang diterima dari departemen sebelumnya untuk departemen lanjutan, dan elemen biaya yang ditambahkan pada tahap pengolahan produk yang bersangkutan.
·      Tingkat peoduksi ekuivalen yang dihitung dari laporan produksi, informasi ini berguna untuk menghitung harga pokok satuan.
·      Harga pokok satuan untuk setiap elemen biaya yang dibebankan pada tahap pengolahan produk atau departemen yang bersangkutan.
c)    Perhitungan harga pokok
Bagian laporan ini memberikan informasi tentang jejak biaya yang dibebankan, menunjukkan berapa biaya yang diserap oleh harga pokok produk selesai maupun produk dalam proses pada akhir periode dan sebagainya.
2.8         Metode Harga Pokok Proses - Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen Produksi
a)      Produk selesai pada departemen tertentu langsung dipindah ke departemen berikutnya
         Prosedur akuntansi yang digunakan pada perusahaan yang mengolah produk melalui metode ini adalah sebagai berikut :
·      Rekening barang dalam proses diselenggarakan menurut elemen biaya produksi dan harus menunjukkan pada departemen mana biaya produksi tersebut dibebankan.
·      Rekening biaya overhead pabrik diselenggarakan untuk setiap departemen.
·      Produk yang sudah selesai pada departemen tertentu dan dipindahkan ke departemen berikutnya, pada akhir peiode harga pokoknya dipindahkan pada departemen berikutnya dengan di debit rekening “barang dalam proses – harga pokok dari departemen sebelumnya – departemen berikutnya” dan di kredit setiap elemen barang dalam proses sesuai dengan biaya yang dinikmati pada departemen dimana produk selesai tersebut berasal.
·      Terhadap produk yang belum selesai pada departemen tertentu, pada akhir periode harga pokoknya dipindahkan dengan mendebit rekening persediaan produk dalam proses dan mengkredit setiap eleman barang dalam proses sesuai dengan biaya yang telah dinikmati oleh produk dalam proses akhir periode pada departemen yang bersangkutan.
·      Terhadap produk selesai pada departemen terakhir dimana produk diproses, pada akhir periode dihitung harga pokok yang dinikmatinya dan didebit rekening persediaan produk selesai dan dikredit setiap elemen barang dalam proses sesuai dengan elemen biaya yang dinikmati pada departemen terakhir tersbut.
b)      Produk selesai dari departemen permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, dimana sebagian akan diproses didalam departemen lanjutan dan sebagianlangsung dijual
         Prosedur akuntansi yang digunakan pada perusahaan yang mengolah produk melalui metode ini adalah sebagai berikut :
·      Harga pokok produk selesai pada departemen permulaan dipindahkan dengan mendebit rekening persediaan produk selesai sesuai nama produk yang dihasilkan (misalnya benang) dan dikredit setiap elemen rekening barang dalam proses sesuai dengan biaya yang dinikmati pada departemen yang bersangkutan.
·      Produk selesai dari departemen permulaan yang dijial akan dipindahkan ke rekening harga pokok penjualan dan yang diproses pada departemen lanjutan, misalnya benang dipindahkan ke dalam rekening “barang dalam proses – harga pokok benang – departemen tenun” dan apabla alat pengukur produk berbeda maka harga pokok satuan harus disesuaikan.
·      Produk selesai dari departemen terakhir, harga pokok yang dinikmati dipindahkan (didebit) ke rekening persediaan produk selesai sesuai dengan nama produk yang dihasilkan (misalnya tekstil) dan dikredit setiap elemen rekening barang dalam proses sesuai dengan elemen biaya yang dinikmatinya.
2.9     Contoh Soal Pada Metode Harga Pokok Proses
          Soal 1    :
            CV. ABADI dalam pengelolaan produknya dilakukan secara massal dan departemen produksi. Berikut disajikan data produksi dan kegiatan selama bulan Desember 2012, yakni sbb      :
Produk yang dimasukkan dalam proses                                                6.000 unit
Produk jadi                                                                                            4.700 unit
Produk hilang awal proses                                                                        100 unit
Produk dalam proses dengan tingkat penyelesaian bahan baku
dan bahan penolong                                                                              80%
Biaya konversi                                                                                       60% (1.200 unit)
Jumlah produk yang diproses                                                                6.000 unit

Data Biaya Produksi   :
Biaya bahan baku                                                                                  Rp    750.000,00
Biaya bahan penolong                                                                           Rp    250.000,00
Biaya tenaga kerja                                                                                 Rp    513.600,00
Biaya overhead pabrik                                                                           Rp    642.000,00
Total Biaya Produksi                                                                          Rp 2.155.600,00

Diminta             :
-          Berapa biaya produksi per unit untuk mengolah produk tersebut?
-          Tentukan berapa harga pokok produk jadi?
-          Berapa harga pokok produk dalam proses akhir bulan Desember 2012?
-          Buatlah jurnal-jurnal yang diperlukan?

Penyelesaian     :
1. Metode Satu Departemen Produksi (Hilang Awal Proses)

DATA PRODUKSI    :
Produk masuk proses                                                                             6.000
Produk jadi transfer ke gudang                                     4.700
Produk hilang awal/akhir proses                                       100
Produk dalam proses akhir                                            1.200
(BU 80% ; BK 60%)                                                                             6.000

BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN         :
JENIS BIAYA
UE
JUMLAH BIAYA
BIAYA PER UNIT
Biaya Bahan Baku (BBB)
4.700 + (1.200 x 80%) = 5.660
Rp 750.000,00
Rp 132,509
Biaya Bahan Produksi (BBP)
4.700 + (1.200 x 80%) = 5.660
Rp 250.000,00
Rp 44,170
Biaya Tenaga Kerja (BTK)
4.700 + (1.200 x 60%) = 5.420
Rp 513.600,00
Rp 94,760
Biaya Overhead Pabrik (BOP)
4.700 + (1.200 x 60%) = 5.420
Rp 642.000,00
Rp 118,450
TOTAL BIAYA
Rp 2. 155.600,00
Rp 389,889

HARGA POKOK PRODUK YANG DIPERHITUNGKAN        :
1. HARGA POKOK PRODUK JADI
               4.700 x Rp 389,889 =                                                                         Rp 1.832.478,300
2. HARGA POKOK PRODUK DALAM PROSES AKHIR BULAN
               BBB                80% x 1.200 x Rp 132.509 = Rp 127.208,640
               BBP                80% x 1.200 x Rp   44.170 = Rp   42.403,200
               BTK                60% x 1.200 x Rp   94.760 = Rp   68.227,200
               BOP                60% x 1.200 x Rp 118.450 = Rp   85.248,000
                                                                                                               Rp    323.123,040
                                                                                                               Rp 2.155.601,340

MENCATAT PEMAKAIAN BIAYA          :
BDP-BBB                                             Rp 750.000,00
BDB-BBP                                             Rp 250.000,00
BDB-BTK                                             Rp 513.600,00
               PERSEDIAAN BB                                                    Rp 750.000,00
               PERSEDIAAN BP                                                    Rp 250.000,00
               GAJI & UPAH                                                           Rp 513.600,00
               REKENING YANG DI KREDIT                            Rp 642.000,00

MENCATAT PRODUK JADI DI TRANSFER KE GUDANG
PERSEDIAAN PRODUK JADI         Rp 1.832.478,3
               BDB-BBB                                                                  Rp 622.791,519
               BDP-BBP                                                                   Rp 207.597,173
               BDP-BTK                                                                   Rp 445.372,649
               BDPP-BOP                                                                 Rp 556.715,867

MENCATAT PADA AKHIR BULAN
PERSEDIAAN PDA                            Rp 323.123,04
               BDP-BBB                                                                   Rp 127.208,64
               BDP-BBP                                                                   Rp   42.403,20
               BDP-BTK                                                                   Rp   68.227,20
               BDP-BOP                                                                   Rp   85.284,00

2. Metode Lebih Dari Satu Departemen Produksi (Hilang Awal/Akhir Proses)
KETERANGAN
DEP. A
DEP. B
PRODUK MASUK PROSES
50.000
-
PRODUK SELESAI DAN TRANSFER KE DEP. B
40.000
-
PRODUK JADI TRANSFER KE GUDANG
-
32.500
PRODUK HILANG AWAL/AKHIR PROSES
2.000
2.500
PRODUK DALAM PROSES AKHIR
(BU 100% ; BTK 40% ; BOP 35%)
8.000

(BP 60% ; BK 30%)

5.000






JENIS BIAYA-YANG DIKELUARKAN   :

DEP. A
DEB. B
BBB
Rp    800.000,00
-
BBP
Rp 1.150.000,00
Rp    988.000,00
BTK
Rp 1.100.000,00
Rp 1.241.000,00
BOP
RP    870.000,00
Rp 2.044.000,00

DEP. A (METODE EVERAGE HILANG AWAL PROSES)
DATA PRODUKSI
Produk masuk proses
-
50.000
Produk jadi transfer ke Dep. B
40.000
-
Produk hilang awal proses
2.000
-
Produk dalam proses akhir
8.000
-
(BU 100% ; BTK 40% BOP 35%)
-
50.000

BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN         :
JENIS BIAYA
UE
JUMLAH BIAYA
BIAYA PER UNIT
BBB
40.000 + (8.000 x 100%) = 48.000
Rp 800.000,00
Rp 16,667
BBP
40.000 + (8.000 x 100%) = 48.000
Rp 1.150.000,00
Rp 23,958
BTK
40.000 + (8.000 x   40%) = 43.200
Rp 1.100.000,00
Rp 25,463
BOP
40.000 + (8000 x    35%) = 42.800
Rp 870.000,00
Rp20,327
JUMLAH BIAYA
Rp 3.920.000,00
Rp 86,415

HARGA POKOK PRODUK YANG DIPERHITUNGKAN DI DEP. A            :
1. HARGA POKOK PRODUK JADI
                        40.000 x Rp 86,415 =                                                    Rp 3.456.600,00
2. HARGA POKOK PRODUK DALAM PROSES AKHIR BULAN
                        BBB       100% x 8.000 x Rp 16,667 = Rp 133.336,0
                        BBP       100% x 8.000 x Rp 23,958 = Rp 191.664,0
                        BTK       40%   x 8.000 x Rp 25,463 = Rp   81.481,6
                        BOP       35%   x 8.000 x Rp 20,327 = Rp   56.915,6
                                                                                                               Rp    463.397,200
                                                                                                               Rp 3.919.997,200
DEP. B (METODE EVERAGE HILANG AWAL PROSES
DATA PRODUKSI
Produk masuk proses dari DEP. A                                40.000
Produk jadi transfer ke gudang             32.500
Produk hilang awal proses                       2.500
Produk dalam proses akhir                      5.000
(BP 60% ; BK 30%)                                                      40.000










BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN
JENIS BIAYA                       UE                                 JUMLAH BIAYA   BIAYA/UNIT
HARGA POKOK YG DITERIMA DARI DEP. A    Rp 3.456.600,00      Rp  86,415
PENY. AKIBT PRODK HILANG AWAL PROSES                                  Rp    5,761
                                                                                                                        Rp  92,176
BBP    32.500 + (5.000 x 60%) = 35.500                       Rp   988.000,00      Rp  27,831
BTK    32.500 + (5.000 x 30%) = 34.000                       Rp 1.241.000,00     Rp  36,500
BOP    32.500 + (5.000 x 30%) = 34.000                       Rp 2.044.000,00     Rp  60,118
            JUMLAH BIAYA DI DEP. B                          Rp 4.273.000,00     Rp 124,449
            BIAYA PER UNIT                                            Rp 7.729.600,00     Rp 216,625

            HARGA POKOK PRODUK YANG DIPERHITUNGKAN DI DEP. B
1. HARGA POKOK PRODUK JADI               32.500 x Rp 216,625 =   Rp 7.040.312,5
2. HARGA POKOK PRODUK DALAM PROSES AKHIR BULAN
                        BIAYA DARI DEP. A          5.000 x Rp 92,176 = Rp 460,880
                        BBP                            60% x 5.000 x Rp 27,831 = Rp    83,493
                        BTK                            30% x 5.000 x Rp 36,500 = Rp    54,750
                        BOP                            30% x 5.000 x Rp 60,118 = Rp    90, 177
                                                                                                                        Rp   689.300,00
                                                                                                                        Rp 7.729.612,5

KETERANGAN
DEP. A
DEP. B
PRODUK MASUK JADI
50.000
-
PRODUK SELESAI DAN TRANSFER KE DEP. B
40.000
-
PRODUK JADI TRANSFER KE GUDANG
-
32.500
PRODUK HILANG AWAL/AKHIR PROSES
2.000
2.500
PRODUK DALAM PROSES AKHIR
-
-
(BU 100% ; BTK 40% ; BOP 35%)
8.000
-
(BP 60% ; BK 30%)
-
5.000





JENIS BIAYA – BIAYA YANG DIKELUARKAN
                                                DEP. A                       DEP. B
            BBB                            Rp    800.000,00                     -
BBP                             Rp 1.150.000,00         Rp    988.000,00
BTK                            Rp 1.100.000,00         Rp 1.241.000,00
BOP                            Rp    870.000,00         Rp 2.044.000,00

DEP. A (METODE EVERAGE HILANG AWAL PROSES)
DATA PRODUKSI
Produk masuk proses                                                  50.000
Produk jadi transfer ke DEP. B          40.000
Produk hilang awal proses                    2.000
Produk dalam proses akhir                    8.000
(BU 100% ; BTK 40% ; BOP 35%)                           50.000

BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN
JENIS BIAYA
UE
JUMLAH BIAYA
BIAYA PER UNIT
BBB
40.000 + (8.000 x 100%) = 48.000
Rp 800.000,00
Rp 16,667
BBP
40.000 + (8.000 x 100%) = 48.000
Rp 1.150.000,00
Rp 23,958
BTK
40.000 + (8.000 x 40%) = 43.200
Rp 1.100.000,00
Rp 25,463
BOP
40.000 + (8.000 x 35%) = 42.800
Rp 870.000,00
Rp 20,327
TOTAL BIAYA
Rp 3.920.000,00
Rp 86,415










HARGA POKOK PRODUK YANG DIPERHITUNGKAN DI DEP. A
1. HARGA POKOK PRODUK JADI
                        40.000 x Rp 86,415 =                                                             Rp 3.456.600,00
2. HARGA POKOK PRODUK DALAM PROSES AKHIR BULAN
                        BBB    100% x 8.000 x Rp 16,667 = Rp 133.336,0
                        BBP    100% x 8.000 x Rp 23,958 = Rp 191.664,0
                        BTK    40%  x 8.000 x Rp 25,463 = Rp   81.481,6
                        BOP    35%  x 8.000 x Rp 20,327 = Rp   56.915,6
                                                                                                                        Rp    463.397,200
                                                                                                                        Rp 3.919.997,200

DEP. B (METODE EVERAGE HILANG AWAL PROSES)
DATA PRODUKSI
Produk masuk proses dari DEP. A                                         40.000
Produk jadi transfer ke gudang                       32.500
Produk hilang awal proses                                2.500
Produk dalam proses akhir                                5.000
(BP 60% ; BK 30%)                                                                40.000

BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN
JENIS BIAYA                       UE                               JMLH BIAYA           BIAYA/UNIT
HARGA POKOK YG DITERIMA DARI DEP. A Rp 3.456.600,00         Rp  86,415
PENYESUAIAN AKIBAT PRODUK HILANG AWAL PROSES                      Rp    5,761
                                                                                                                        Rp  92,176
BBP                32.500 + (5.000 x 60%) = 35.500       Rp    988.000,00         Rp  27,831
BTK                32.500 + (5.000 x 30%) = 34.000       Rp 1.241.000,00         Rp  36,500
BOP                32.500 + ( 5.000 x 30%) = 34.000      Rp 2.044.000,00         Rp  60,118
                        JMLH BIAYA DI DEP. B                Rp 4.273.000,00         Rp 124,449
                        BIAYA PER UNIT                            Rp 7.729.600,00         Rp 216,625






HARGA PRODUK YANG DIPERHITUNGKAN DI DEP. B
1. HARGA POKOK PRODUK YANG DI TRANSFER KE GUDANG
                        HARGA POKOK PRODUK                       
JADI                                                   32.500 x Rp 202,8938 = Rp 6.594.048,5
                        HARGA POKOK HILANG AKHIR             2.500 x Rp 202,8938 = Rp   507.234,5
                                                                                                                              Rp 7.101.283,-
2. HARGA POKOK DALAM PROSES AKHIR BULAN
                        BIAYA DARI DEP. A          5.000 x Rp 86,8938 = Rp 434.469,00
                        BBP                                            60% x 5.000 x 26 = Rp  78.000,00
                        BTK                                            30% x 5.000 x 34 = Rp 51.000,00
                        BOP                                            30% x 5.000 x 56 = Rp 84.000,00
                                                                                                                               Rp   647.469,-
                                                                                                                              Rp 7.748.752,-






















BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Metode harga pokok proses (processing cost) adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa.
Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produksinya diolah hanya melalui satu departemen produksi dan Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi. Adapun biaya yang termasuk dalam metode harga pokok proses adalah biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Pada laporan biaya produksi meliputi laporan produksi, biaya yang dibebankan, dan perhitungan harga pokok. Metode Harga Pokok Proses - Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen Produksi terdiri dari Produk selesai pada departemen tertentu langsung dipindah ke departemen berikutnya dan Produk selesai dari departemen permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, dimana sebagian akan diproses didalam departemen lanjutan dan sebagianlangsung dijual.

















DAFTAR PUSTAKA

Supriyono. 2014. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
http://handywatung.blogspot.co.id/2014/10/metode-harga-pokok-proses.html






























BAB I

PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Metode harga pokok proses yang merupakan metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati terhadap karekteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen biaya. Harga pokok pesanan dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaitan dengan biaya. 
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan hpp dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang biaya yang merupakan dasar pencatatan nilai dalam akuntansi pada tahap pembebanan.

1.2     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat di ambil suatu rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1.    Bagaimana karakteristik dan tujuan metode harga pokok proses ?
2.    Bagaimana metode harga pokok proses ?
3.    Bagaimana penggolongan biaya produksi pada metode harga pokok proses ?
4.    Bagaimana proses arus produk ?
5.    Bagaimana prosedur akuntansi untuk biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik ?
6.    Bagaimana pengaruh dari otomatisasi ?
7.    Bagaimana laporan biaya produksi pada metode harga pokok proses ?
8.    Bagaimana penambahan bahan pada departemen berikutnya ?
9.    Bagaimana penyelesaian dari contoh soal metode harga pokok proses ?






1.3     Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui karakteristik dan tujuan metode harga pokok proses.
2.    Untuk mengetahui metode harga pokok proses.
3.    Untuk mengetahui penggolongan biaya produksi pada metode harga pokok proses.
4.    Untuk mengetahui arus produk.
5.    Untuk mengetahui prosedur akuntansi untuk biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
6.    Untuk mengetahui pengaruh dari otomatisasi.
7.    Untuk mengetahui laporan biaya produksi pada metode harga pokok proses.
8.    Untuk mengetahui penambahan bahan pada departemen berikutnya.
9.    Untuk mengetahui penyelesaian dari contoh soal metode harga pokok proses.















BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Karakteristik dan Tujuan Metode Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses (processing cost) adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa. Contoh perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses adalah:
·      Memproduksi barang : pabrik tekstil, penyulingan minyak, pabrik baja, pabrik semen, pabrik gula, pharmasi, radio, mesin cuci, TV, Kalkulator, mesin tik, dan sebagainya.
·      Memproduksi jasa : tenaga listrik (PLN), gas kota, pemanasan (di negara dingin), angkutan, dan sebagainya.
Karakteristik Metode Harga Pokok Proses
Karakteristik metode harga pokok proses yaitu sebagai berikut :
a)    Produk yg dihasilkan merupakan bersifat seragam (homogen), bentuk produk standar, tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli.
b)   Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, tahun dan sebagainya.
c)    Kegiatan produksi didasarkan pada budget produksi atau schedule produksi untuk satuan waktu tertentu
d)   Sistem produksi merupakan sistem produksi yang berjalan terus-menerus (kontinyu).
e)    Tujuan produksinya adaah untuk membentuk persediaan (inventory).
f)    Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung setiap akhir periode, misalnya akhir bulan, akhir tahun.
Tujuan Informasi dari Harga Pokok Proses
Tujuan informasi dari harga pokok proses, yaitu sebagai berikut :
·      Penentuan harga jual produk yang tepat.
·      Memantau realisasi biaya produksi.
·      Menghitung laba/rugi per periodik secara transparan.
·      Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.


2.2     Metode Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses- tanpa memperhitungkan  persediaan produk dalam proses awal. Variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses yang diuraikan dalam bab ini mencakup:
a)      Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produksinya diolah hanya melalui satu departemen produksi :
·      Pengolahan produk melalui satu tahap (departemen), semua biaya dibebankan berdasarkan biaya sesungguhnya.
·      Pengolahan produk melalui satu tahap (departemen), biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
b)      Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi :
·      Pengolahan produk melalui beberapa tahap (departemen), produk selesai pada departemen tertentu langsung dipindah ke departemen berikutnya.
·      Pengolahan produk melalui beberapa tahap (departemen), produk selesai dari departemen permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, dimana sebagian akan diproses didalam departemen lanjutan dan sebagian langsung dijual.
2.3     Penggolongan Biaya Produksi Pada Metode Harga Pokok Proses
Dalam akuntansi biaya untuk metode harga pokok proses, biaya produksi dapat digolongkan menjadi :
a)    Biaya Bahan
 Dalam metode harga pokok proses tidak diadakan pemisahan antara bahan baku dan bahan penolong, hal ini disebabkan umumnya produk yang dihasilkan bersifat homogen dan bentuknya standar sehingga setiap satuan produk yang sama akan menikmati bahan yang relatif sama juga. Semua harga pokok bahan yang diproses atau diolah menjadi prodek selesai atau bagian produk selesai, baik dapat diidentifikasikan atau tidak dapat diidentifikasikan dengan produk tertentu, adalah merupakan biaya bahan. Kartu buku besar pembantu persediaan dibuat untuk setiap jenis bahan, permintaan bahan oleh setiap departemen yang menggunakan bahan digunakan dokumen Bon Permintaan Bahan dan Pemakaian bahan didalam produksi oleh setiap departemen harus dibuatkan Laporan Pemakaian Bahan yang akan dipakai dasar menyusun Laporan Harga Pokok Produksi. Laporan Pemakaian Bahan digunakan pula untuk pengendalian pemakaian bahan oleh setiap departemen.
Misalnya proses pengolahan produk melalui satu tahap pengolahan, pemakaian bahan dibuat jurnal sebagai berikut :
jurnal untuk mencatat biaya bahan baku ;
Barang dalam proses – Biaya Bahan               Rp,   xx
                        Persediaan Bahan                                            Rp.   xx
Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong
Barang dalam proses- biaya bahan penolong                     Rp.   xx
            Persediaan bahan penolong                                                     Rp.   xx
Apabila produk diproses melalui Deoartemen A dan Departemen B, dimana bahan hanya dipakai pada Departemen A, jurnal pemakaian bahan sebagai berikut :
Barang dalam proses – Departemen A            Rp.   xx
                        Persediaan bahan                                            Rp.   xx
Apabila bahan dipakai didepartemen A dan Departemen B, jurnalnya sebagai berikut :
Barang dalam proses – Biaya Bahan – Departemen A           Rp.   xx
Barang dalam proses – Biaya Bahan – Departemen B           Rp.   xx
                        Persediaan bahan                                                                    Rp.   xx
b)    Biaya Tenaga Kerja
          Dalam metode harga pokok proses tidak dipisahkan atau dibedakan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Apabila produk diolah dalam satu tahapan pengolahan, maka semua biaya tenaga kerja dipabrik digolongkan sebagai elemen biaya tenaga kerja, dari daftar gaji dan upah untuk produksi dibuat jurnal sebagai berikut :
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
          Barang dalam proses – biaya tenaga kerja                  Rp.   xx
                      Biaya gaji dan upah                                                    Rp.   xx
Apabila produk diolah melalui beberapa tahapan atau departemen, semua biaya tenaga kerja pada departemen produksi digolongkan sebagai biaya tenaga kerja, sedangkan biaya tenaga kerja departemen pembantu diperuntukkan sebagai elemen biaya overhead pabrik. Dari daftar gaji dan upah departemen produksi, misalnya Departemen A dan Departemen B, akan dibuat jrnal sebagai berikut :
          Barang dalam proses – biaya tenaga kerja – Departemen A   Rp.   xx
          Barang dalam proses – biaya tenaga kerja – Departemen B   Rp.   xx
                      Biaya gaji dan upah                                                                Rp.   Xx

c)     Biaya Overhead Pabrik
Dari uraian penggolongan biaya bahan dan biaya tenaga kerja tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan biaya overhead pabrik. biaya overhead pabrik dalam metode harga pokok proses, yaitu meliputi semua biaya produksi di departemen produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja ditambah semua biaya pada  departemen pembantu yang ada dipabrik. Apabila perusahaan tidak memiliki departemen pembantu dipabrik, biaya biaya overhead pabrik meliputi semua elemen biaya produksi selain biaya bahan dan tenaga kerja. Jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead pabrik sebagai berikut :
·      Produk diolah melalui satu tahapan produksi
Untuk perusahaan yang telah menggunakan tarif biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal :
Biaya overhead pabrik                                  Rp.   xx
          Kas                                                                  Rp.   xx
          Persediaan supplies pabrik                                       xx
          Persediaan suku cadang                                           xx
          Persekot biaya                                                          xx
          Akumulasi penyusutan                                             xx
          Hutang biaya                                                            xx
          Dan lain-lain rekening dikredit                                xx
     Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dibuat jurnal sebagai berikut :
JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik
     Barang dalam proses – biaya overhead pabrik            Rp.   xx
                 Biaya overhead pabrik                                                Rp.   xx
Untuk perusahaan yang menggunakan tarif biaya overhead pabrik, jurnal yang dibuat atas biaya overhead yang sesungguhnya sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik sesungguhnya                       Rp.   xx
          Kas                                                                              Rp.   xx
          Persediaan supplies pabrik                                                   xx
          Persediaan suku cadang                                              Rp.   xx
          Persekot biaya                                                                      xx
          Akumulasi penyusutan                                                         xx
          Hutang biaya                                                                        xx
Dan lain-lain rekening dikredit                                            xx
     Terhadap pembebanan biaya overhead pabrik pada produk dibuat jurnal sebagai berikut :
     Barang dalam proses – biaya overhead pabrik            Rp.   xx
                 Biaya overhead pabrik dibebankan                             Rp.   xx
     Pada akhir periode dalam rangka menghitung selisih biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya denga jurnal sebagai berikut :
     Biaya overhead pabrik dibebankan                 Rp.   xx
                 Biaya overhead pabik sesungguhnya              Rp.   xx
·      Produk diolah melalui beberapa tahap dan perusahaan memiliki departemen pembantu dipabrik
Untuk perusahaan yang tidak menggunakan tarif biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut (misalnya perusahaan memiliki departemen produksi : Departemen A dan Departemen B, serta departemen pembantu : Departemen Y dan Departemen Z) :
Biaya overhead pabrik – Departemen A                   Rp.   xx
Biaya overhead pabrik – Departemen B                            xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Y                            xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Z                            xx
          Kas                                                                              Rp.   xx
Biaya gaji dan upah                                                             xx
Persediaan supplies pabrik                                                   xx
Persediaan suku cadang                                                       xx
Persekot biaya                                                                      xx
Akumulasi penyusutan                                                         xx
Hutang biaya                                                                        xx
Dan lain-lain rekening dikredit                                            xx
Setelah biaya sesungguhnya setiap departemen diketahui, biaya overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan ke departemen prosuksi, karenaa produk yang memikul harga pokok diolah di departemen produksi, jurnal alokasi sebagai berikut :
     Biaya overhead pabrik – Departemen A                     Rp.   xx
     Biaya overhead pabrik – Departemen B                              xx
                 Biaya overhead pabrik – Departemen Y                     Rp.   xx
                 Biaya overhead pabrik – Departemen Z                              xx
Selanjutnya biaya overhead pabrik setiap departemen produksi dibebankan pada produk yang diproses dengan jurnal sebagai berikut :
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen A      Rp. xx
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen B             xx
     Biaya overhead pabrik – Departemen A                                             Rp.   xx
Biaya overhead pabrik – Departemen B                                                      xx
Apabila perusahaan menggunakan tarif biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut :
     Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen A         Rp.   xx
     Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen B                  xx
     Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Y                  xx
     Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Z                   xx
                 Kas                                                                                          Rp.   xx
                 Biaya gaji dan upah                                                                         xx
                 Persediaan supplies pabrik                                                               xx
                 Persediaan suku cadang                                                                   xx
                 Persekot biaya                                                                                  xx
                 Akumulasi penyusutan                                                                     xx
                 Hutang biaya                                                                                    xx
                 Dan lain-lain rekening yang dikredit                                               xx
Alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya dari departemen pembantu ke departemen produksi dibuat jurnal sebagai berikut :
     Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen A         Rp.   xx
     Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen B                  xx
                 Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Y         Rp.   xx
                 Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Z                   xx
Pembebanan biaya overhead pabrik pada setiap departemen produksi dibuat jurnal sebagai berikut :
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen A      Rp.   xx
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen B               xx
     Baya overhead pabrik dibebankan – Departemen A                                Rp. xx
     Biaya overhead pabrik dibebankan – Departemen B                                     xx
Pada akhir periode dalam rangka menghitung selisih biaya overhead pabrik setiap departemen produksi, biaya overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya denga jurnal sebagai berikut :
     Biaya overhead pabrik dibebankan – Departemen A             Rp.  xx
     Biaya overhead pabrik dibebankan – Departemen B                     xx
                 Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen A         Rp.  xx
                 Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen B                 xx
2.4       Arus Produk
            Dalam kalkulasi biaya proses, biaya total dan biaya per unit pada setiap departemen akan diiktisarkan dalam laporan biaya produksi. Arus produk yang berkaitan dengan metode kalkulasi biaya proses dibagi dalam tiga bentuk, yaitu           :
1.      Arus produk berurutan (Saquential Product Flow). Dalam arus produk berurutan, setiap produk diproses melalui rangkaian langkah yang sama.
2.      Arus produk sejajar (Parallel Product Flow). Dalam arus produk sejajar, bagian tertentu dari pekerjaan dilaksanakan secara serentak atau bebarengan kemudian sama – sama ditransfer keproses penyelesaian dan akhirnya diteruskan kebarang jadi.
3.      Arus produk selektif (Selective Product Flow). Dalam arus selektif, produk bergerak melalui departemen yang berbeda – beda dipabrik sesuai dengan produk akhir yang diinginkan.
2.5     Prosedur Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Proses
Prosedur dalam rangka menentukan harga pokok produk pada metode harga pokok proses adalah sebagai berikut :
a)    Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan produksi ekuivalen dalam rangka menghitung harga pokok satuan,
b)   Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik periode tertentu. Apabila prodk diproses melalui beberapa departemen elemen biaya tersebut dikumpulkan untuk setiap departemen,
c)    Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen biaya tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan,
d)   Menghitung harha pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau ke departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses akhir.
2.6     Pengaruh Dari Otomatisasi
            Struktur biaya akan berubah apabila terjadi otomatisasi dalam lingkungan manufaktur. Dengan otomatisasi yang dilakukan secara menyeluruh dalam segala aspek kegiatan pabrik maka biaya tenaga kerja langsung akan menurun dan biaya ini menjadi bagian yang tidak berarti dalam jumlah produksi. Sebaliknya biaya overhead pabrik meningkat dengan adanya otomatisasi.
2.7     Laporan Biaya Produksi
Media yang dipakai dalam menghitung atau menentukan harga pokok produk adalah Laporan Harga Pokok Produksi yang memuat informasi sebagai berikut :
a)    Laporan produksi
Bagian laporan ini menunjukkan :
·      Informasi jumlah produk yang diolah, baik dari produk dalam proses awal, produk yang baru dimasukkan atau diterima dari departemen sebelumnya, maupun tambahan produk pada departemen lanjutan akibat adanya tambahan kalau ada.
·      Informasi jejak produk yang diolah, meliputi produk selesai yang dimasukkan ke gudang atau dipindahkan ke departemen lanjutan, produk yang masih dalama proses akhir, produk hilang, produk rusak, produk cacat kalau ada. 
b)   Biaya yang dibebankan
Bagian laporan ini menunjukkan informasi tentang :
·      Jumlah biaya yang dibebankan, meliputi harga pokok produk dalam proses awal kalau ada,  harga pokok yang diterima dari departemen sebelumnya untuk departemen lanjutan, dan elemen biaya yang ditambahkan pada tahap pengolahan produk yang bersangkutan.
·      Tingkat peoduksi ekuivalen yang dihitung dari laporan produksi, informasi ini berguna untuk menghitung harga pokok satuan.
·      Harga pokok satuan untuk setiap elemen biaya yang dibebankan pada tahap pengolahan produk atau departemen yang bersangkutan.
c)    Perhitungan harga pokok
Bagian laporan ini memberikan informasi tentang jejak biaya yang dibebankan, menunjukkan berapa biaya yang diserap oleh harga pokok produk selesai maupun produk dalam proses pada akhir periode dan sebagainya.
2.8         Metode Harga Pokok Proses - Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen Produksi
a)      Produk selesai pada departemen tertentu langsung dipindah ke departemen berikutnya
         Prosedur akuntansi yang digunakan pada perusahaan yang mengolah produk melalui metode ini adalah sebagai berikut :
·      Rekening barang dalam proses diselenggarakan menurut elemen biaya produksi dan harus menunjukkan pada departemen mana biaya produksi tersebut dibebankan.
·      Rekening biaya overhead pabrik diselenggarakan untuk setiap departemen.
·      Produk yang sudah selesai pada departemen tertentu dan dipindahkan ke departemen berikutnya, pada akhir peiode harga pokoknya dipindahkan pada departemen berikutnya dengan di debit rekening “barang dalam proses – harga pokok dari departemen sebelumnya – departemen berikutnya” dan di kredit setiap elemen barang dalam proses sesuai dengan biaya yang dinikmati pada departemen dimana produk selesai tersebut berasal.
·      Terhadap produk yang belum selesai pada departemen tertentu, pada akhir periode harga pokoknya dipindahkan dengan mendebit rekening persediaan produk dalam proses dan mengkredit setiap eleman barang dalam proses sesuai dengan biaya yang telah dinikmati oleh produk dalam proses akhir periode pada departemen yang bersangkutan.
·      Terhadap produk selesai pada departemen terakhir dimana produk diproses, pada akhir periode dihitung harga pokok yang dinikmatinya dan didebit rekening persediaan produk selesai dan dikredit setiap elemen barang dalam proses sesuai dengan elemen biaya yang dinikmati pada departemen terakhir tersbut.
b)      Produk selesai dari departemen permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, dimana sebagian akan diproses didalam departemen lanjutan dan sebagianlangsung dijual
         Prosedur akuntansi yang digunakan pada perusahaan yang mengolah produk melalui metode ini adalah sebagai berikut :
·      Harga pokok produk selesai pada departemen permulaan dipindahkan dengan mendebit rekening persediaan produk selesai sesuai nama produk yang dihasilkan (misalnya benang) dan dikredit setiap elemen rekening barang dalam proses sesuai dengan biaya yang dinikmati pada departemen yang bersangkutan.
·      Produk selesai dari departemen permulaan yang dijial akan dipindahkan ke rekening harga pokok penjualan dan yang diproses pada departemen lanjutan, misalnya benang dipindahkan ke dalam rekening “barang dalam proses – harga pokok benang – departemen tenun” dan apabla alat pengukur produk berbeda maka harga pokok satuan harus disesuaikan.
·      Produk selesai dari departemen terakhir, harga pokok yang dinikmati dipindahkan (didebit) ke rekening persediaan produk selesai sesuai dengan nama produk yang dihasilkan (misalnya tekstil) dan dikredit setiap elemen rekening barang dalam proses sesuai dengan elemen biaya yang dinikmatinya.
2.9     Contoh Soal Pada Metode Harga Pokok Proses
          Soal 1    :
            CV. ABADI dalam pengelolaan produknya dilakukan secara massal dan departemen produksi. Berikut disajikan data produksi dan kegiatan selama bulan Desember 2012, yakni sbb      :
Produk yang dimasukkan dalam proses                                                6.000 unit
Produk jadi                                                                                            4.700 unit
Produk hilang awal proses                                                                        100 unit
Produk dalam proses dengan tingkat penyelesaian bahan baku
dan bahan penolong                                                                              80%
Biaya konversi                                                                                       60% (1.200 unit)
Jumlah produk yang diproses                                                                6.000 unit

Data Biaya Produksi   :
Biaya bahan baku                                                                                  Rp    750.000,00
Biaya bahan penolong                                                                           Rp    250.000,00
Biaya tenaga kerja                                                                                 Rp    513.600,00
Biaya overhead pabrik                                                                           Rp    642.000,00
Total Biaya Produksi                                                                          Rp 2.155.600,00

Diminta             :
-          Berapa biaya produksi per unit untuk mengolah produk tersebut?
-          Tentukan berapa harga pokok produk jadi?
-          Berapa harga pokok produk dalam proses akhir bulan Desember 2012?
-          Buatlah jurnal-jurnal yang diperlukan?

Penyelesaian     :
1. Metode Satu Departemen Produksi (Hilang Awal Proses)

DATA PRODUKSI    :
Produk masuk proses                                                                             6.000
Produk jadi transfer ke gudang                                     4.700
Produk hilang awal/akhir proses                                       100
Produk dalam proses akhir                                            1.200
(BU 80% ; BK 60%)                                                                             6.000

BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN         :
JENIS BIAYA
UE
JUMLAH BIAYA
BIAYA PER UNIT
Biaya Bahan Baku (BBB)
4.700 + (1.200 x 80%) = 5.660
Rp 750.000,00
Rp 132,509
Biaya Bahan Produksi (BBP)
4.700 + (1.200 x 80%) = 5.660
Rp 250.000,00
Rp 44,170
Biaya Tenaga Kerja (BTK)
4.700 + (1.200 x 60%) = 5.420
Rp 513.600,00
Rp 94,760
Biaya Overhead Pabrik (BOP)
4.700 + (1.200 x 60%) = 5.420
Rp 642.000,00
Rp 118,450
TOTAL BIAYA
Rp 2. 155.600,00
Rp 389,889

HARGA POKOK PRODUK YANG DIPERHITUNGKAN        :
1. HARGA POKOK PRODUK JADI
               4.700 x Rp 389,889 =                                                                         Rp 1.832.478,300
2. HARGA POKOK PRODUK DALAM PROSES AKHIR BULAN
               BBB                80% x 1.200 x Rp 132.509 = Rp 127.208,640
               BBP                80% x 1.200 x Rp   44.170 = Rp   42.403,200
               BTK                60% x 1.200 x Rp   94.760 = Rp   68.227,200
               BOP                60% x 1.200 x Rp 118.450 = Rp   85.248,000
                                                                                                               Rp    323.123,040
                                                                                                               Rp 2.155.601,340

MENCATAT PEMAKAIAN BIAYA          :
BDP-BBB                                             Rp 750.000,00
BDB-BBP                                             Rp 250.000,00
BDB-BTK                                             Rp 513.600,00
               PERSEDIAAN BB                                                    Rp 750.000,00
               PERSEDIAAN BP                                                    Rp 250.000,00
               GAJI & UPAH                                                           Rp 513.600,00
               REKENING YANG DI KREDIT                            Rp 642.000,00

MENCATAT PRODUK JADI DI TRANSFER KE GUDANG
PERSEDIAAN PRODUK JADI         Rp 1.832.478,3
               BDB-BBB                                                                  Rp 622.791,519
               BDP-BBP                                                                   Rp 207.597,173
               BDP-BTK                                                                   Rp 445.372,649
               BDPP-BOP                                                                 Rp 556.715,867

MENCATAT PADA AKHIR BULAN
PERSEDIAAN PDA                            Rp 323.123,04
               BDP-BBB                                                                   Rp 127.208,64
               BDP-BBP                                                                   Rp   42.403,20
               BDP-BTK                                                                   Rp   68.227,20
               BDP-BOP                                                                   Rp   85.284,00

2. Metode Lebih Dari Satu Departemen Produksi (Hilang Awal/Akhir Proses)
KETERANGAN
DEP. A
DEP. B
PRODUK MASUK PROSES
50.000
-
PRODUK SELESAI DAN TRANSFER KE DEP. B
40.000
-
PRODUK JADI TRANSFER KE GUDANG
-
32.500
PRODUK HILANG AWAL/AKHIR PROSES
2.000
2.500
PRODUK DALAM PROSES AKHIR
(BU 100% ; BTK 40% ; BOP 35%)
8.000

(BP 60% ; BK 30%)

5.000






JENIS BIAYA-YANG DIKELUARKAN   :

DEP. A
DEB. B
BBB
Rp    800.000,00
-
BBP
Rp 1.150.000,00
Rp    988.000,00
BTK
Rp 1.100.000,00
Rp 1.241.000,00
BOP
RP    870.000,00
Rp 2.044.000,00

DEP. A (METODE EVERAGE HILANG AWAL PROSES)
DATA PRODUKSI
Produk masuk proses
-
50.000
Produk jadi transfer ke Dep. B
40.000
-
Produk hilang awal proses
2.000
-
Produk dalam proses akhir
8.000
-
(BU 100% ; BTK 40% BOP 35%)
-
50.000

BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN         :
JENIS BIAYA
UE
JUMLAH BIAYA
BIAYA PER UNIT
BBB
40.000 + (8.000 x 100%) = 48.000
Rp 800.000,00
Rp 16,667
BBP
40.000 + (8.000 x 100%) = 48.000
Rp 1.150.000,00
Rp 23,958
BTK
40.000 + (8.000 x   40%) = 43.200
Rp 1.100.000,00
Rp 25,463
BOP
40.000 + (8000 x    35%) = 42.800
Rp 870.000,00
Rp20,327
JUMLAH BIAYA
Rp 3.920.000,00
Rp 86,415

HARGA POKOK PRODUK YANG DIPERHITUNGKAN DI DEP. A            :
1. HARGA POKOK PRODUK JADI
                        40.000 x Rp 86,415 =                                                    Rp 3.456.600,00
2. HARGA POKOK PRODUK DALAM PROSES AKHIR BULAN
                        BBB       100% x 8.000 x Rp 16,667 = Rp 133.336,0
                        BBP       100% x 8.000 x Rp 23,958 = Rp 191.664,0
                        BTK       40%   x 8.000 x Rp 25,463 = Rp   81.481,6
                        BOP       35%   x 8.000 x Rp 20,327 = Rp   56.915,6
                                                                                                               Rp    463.397,200
                                                                                                               Rp 3.919.997,200
DEP. B (METODE EVERAGE HILANG AWAL PROSES
DATA PRODUKSI
Produk masuk proses dari DEP. A                                40.000
Produk jadi transfer ke gudang             32.500
Produk hilang awal proses                       2.500
Produk dalam proses akhir                      5.000
(BP 60% ; BK 30%)                                                      40.000










BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN
JENIS BIAYA                       UE                                 JUMLAH BIAYA   BIAYA/UNIT
HARGA POKOK YG DITERIMA DARI DEP. A    Rp 3.456.600,00      Rp  86,415
PENY. AKIBT PRODK HILANG AWAL PROSES                                  Rp    5,761
                                                                                                                        Rp  92,176
BBP    32.500 + (5.000 x 60%) = 35.500                       Rp   988.000,00      Rp  27,831
BTK    32.500 + (5.000 x 30%) = 34.000                       Rp 1.241.000,00     Rp  36,500
BOP    32.500 + (5.000 x 30%) = 34.000                       Rp 2.044.000,00     Rp  60,118
            JUMLAH BIAYA DI DEP. B                          Rp 4.273.000,00     Rp 124,449
            BIAYA PER UNIT                                            Rp 7.729.600,00     Rp 216,625

            HARGA POKOK PRODUK YANG DIPERHITUNGKAN DI DEP. B
1. HARGA POKOK PRODUK JADI               32.500 x Rp 216,625 =   Rp 7.040.312,5
2. HARGA POKOK PRODUK DALAM PROSES AKHIR BULAN
                        BIAYA DARI DEP. A          5.000 x Rp 92,176 = Rp 460,880
                        BBP                            60% x 5.000 x Rp 27,831 = Rp    83,493
                        BTK                            30% x 5.000 x Rp 36,500 = Rp    54,750
                        BOP                            30% x 5.000 x Rp 60,118 = Rp    90, 177
                                                                                                                        Rp   689.300,00
                                                                                                                        Rp 7.729.612,5

KETERANGAN
DEP. A
DEP. B
PRODUK MASUK JADI
50.000
-
PRODUK SELESAI DAN TRANSFER KE DEP. B
40.000
-
PRODUK JADI TRANSFER KE GUDANG
-
32.500
PRODUK HILANG AWAL/AKHIR PROSES
2.000
2.500
PRODUK DALAM PROSES AKHIR
-
-
(BU 100% ; BTK 40% ; BOP 35%)
8.000
-
(BP 60% ; BK 30%)
-
5.000





JENIS BIAYA – BIAYA YANG DIKELUARKAN
                                                DEP. A                       DEP. B
            BBB                            Rp    800.000,00                     -
BBP                             Rp 1.150.000,00         Rp    988.000,00
BTK                            Rp 1.100.000,00         Rp 1.241.000,00
BOP                            Rp    870.000,00         Rp 2.044.000,00

DEP. A (METODE EVERAGE HILANG AWAL PROSES)
DATA PRODUKSI
Produk masuk proses                                                  50.000
Produk jadi transfer ke DEP. B          40.000
Produk hilang awal proses                    2.000
Produk dalam proses akhir                    8.000
(BU 100% ; BTK 40% ; BOP 35%)                           50.000

BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN
JENIS BIAYA
UE
JUMLAH BIAYA
BIAYA PER UNIT
BBB
40.000 + (8.000 x 100%) = 48.000
Rp 800.000,00
Rp 16,667
BBP
40.000 + (8.000 x 100%) = 48.000
Rp 1.150.000,00
Rp 23,958
BTK
40.000 + (8.000 x 40%) = 43.200
Rp 1.100.000,00
Rp 25,463
BOP
40.000 + (8.000 x 35%) = 42.800
Rp 870.000,00
Rp 20,327
TOTAL BIAYA
Rp 3.920.000,00
Rp 86,415










HARGA POKOK PRODUK YANG DIPERHITUNGKAN DI DEP. A
1. HARGA POKOK PRODUK JADI
                        40.000 x Rp 86,415 =                                                             Rp 3.456.600,00
2. HARGA POKOK PRODUK DALAM PROSES AKHIR BULAN
                        BBB    100% x 8.000 x Rp 16,667 = Rp 133.336,0
                        BBP    100% x 8.000 x Rp 23,958 = Rp 191.664,0
                        BTK    40%  x 8.000 x Rp 25,463 = Rp   81.481,6
                        BOP    35%  x 8.000 x Rp 20,327 = Rp   56.915,6
                                                                                                                        Rp    463.397,200
                                                                                                                        Rp 3.919.997,200

DEP. B (METODE EVERAGE HILANG AWAL PROSES)
DATA PRODUKSI
Produk masuk proses dari DEP. A                                         40.000
Produk jadi transfer ke gudang                       32.500
Produk hilang awal proses                                2.500
Produk dalam proses akhir                                5.000
(BP 60% ; BK 30%)                                                                40.000

BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN
JENIS BIAYA                       UE                               JMLH BIAYA           BIAYA/UNIT
HARGA POKOK YG DITERIMA DARI DEP. A Rp 3.456.600,00         Rp  86,415
PENYESUAIAN AKIBAT PRODUK HILANG AWAL PROSES                      Rp    5,761
                                                                                                                        Rp  92,176
BBP                32.500 + (5.000 x 60%) = 35.500       Rp    988.000,00         Rp  27,831
BTK                32.500 + (5.000 x 30%) = 34.000       Rp 1.241.000,00         Rp  36,500
BOP                32.500 + ( 5.000 x 30%) = 34.000      Rp 2.044.000,00         Rp  60,118
                        JMLH BIAYA DI DEP. B                Rp 4.273.000,00         Rp 124,449
                        BIAYA PER UNIT                            Rp 7.729.600,00         Rp 216,625






HARGA PRODUK YANG DIPERHITUNGKAN DI DEP. B
1. HARGA POKOK PRODUK YANG DI TRANSFER KE GUDANG
                        HARGA POKOK PRODUK                       
JADI                                                   32.500 x Rp 202,8938 = Rp 6.594.048,5
                        HARGA POKOK HILANG AKHIR             2.500 x Rp 202,8938 = Rp   507.234,5
                                                                                                                              Rp 7.101.283,-
2. HARGA POKOK DALAM PROSES AKHIR BULAN
                        BIAYA DARI DEP. A          5.000 x Rp 86,8938 = Rp 434.469,00
                        BBP                                            60% x 5.000 x 26 = Rp  78.000,00
                        BTK                                            30% x 5.000 x 34 = Rp 51.000,00
                        BOP                                            30% x 5.000 x 56 = Rp 84.000,00
                                                                                                                               Rp   647.469,-
                                                                                                                              Rp 7.748.752,-






















BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Metode harga pokok proses (processing cost) adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa.
Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produksinya diolah hanya melalui satu departemen produksi dan Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi. Adapun biaya yang termasuk dalam metode harga pokok proses adalah biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Pada laporan biaya produksi meliputi laporan produksi, biaya yang dibebankan, dan perhitungan harga pokok. Metode Harga Pokok Proses - Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen Produksi terdiri dari Produk selesai pada departemen tertentu langsung dipindah ke departemen berikutnya dan Produk selesai dari departemen permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, dimana sebagian akan diproses didalam departemen lanjutan dan sebagianlangsung dijual.

















DAFTAR PUSTAKA

Supriyono. 2014. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
http://handywatung.blogspot.co.id/2014/10/metode-harga-pokok-proses.html





























 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH “PROBLEMATIKA NILAI, MORAL DAN HUKUM DALAM MASYARAKAT DAN NEGARA”

MAKALAH STRUKTUR ORGANISASI

Makalah Ilmu Alamiah Dasar (IAD) tentang Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)