MAKALAH AUDIT MANAJEMEN TENTANG AUDIT SISTEM INFORMASI

Gambar
AUDIT SISTEM INFORMASI/ TEKNOLOGI INFORMASI Tugas Ini   Disusun Guna untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah “ Audit Manajemen ” Dosen Pengampu : Agus Susilo, MM, Ak, CA, QIA. Disusun oleh: Kelompok 2 ENY WULANDARI                                                 ( 1562012 ) IDA MUHLIDA                                             ( 1562025 ) ARIS SAFIROTUL FANANI                      ( 1562047 ) ...

Makalah Pendidikan Agama Islam tentang Pesan Moral dalam Ritual



MAKALAH
“PESAN MORAL DALAM RITUAL”

KELOMPOK MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

Dosen Pengampu : A. Rofi’i., SE, S.Ag.


Disusun Oleh :

Kelompok 3 :


Ø Indri Dwi Setiani                    (1562007)
Ø Ida Muhlida                            (1562025)
Ø Mira Andriani                         (1562036)
Ø Aris Safirotul Fanani             (1562047)
Ø Audy Priladinata                    (1562111)
Ø Kikyi Rachmad Tulloh           (1562133)




SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
PGRI DEWANTARA
JOMBANG
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2015
   

           
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah “Pesan Moral Dalam Ritual” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas “Pendidikan Agama Islam (PAI)”, selain itu makalah ini  berisikan tentang ritual yang merupakan cara seseorang atau kelompok beragama melakukan ritualnya sehari-hari yang berupa ibadah, hal ini bertujuan untuk mendapatkan keberkahan dengan sesuatu yang sakral. Hal ini di yakini sebagai upaya untuk mendekatkan diri dengan yang kuasa dan untuk menyalurkan spiritualnya.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat kelemahan dan kekurangan, maka saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai acuan pembuatan makalah yang sama dikemudian hari.

Jombang,      Oktober 2015

Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................    i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................    ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................    iii
BAB I     PENDAHULUAN ............................................................................................                1
               1.1   Latar Belakang ............................................................................................    1  
               1.2      Rumusan Masalah ....................................................................................    1
               1.3      Tujuan Makalah ........................................................................................    1
                 1.4    Manfaat Makalah .....................................................................................    1
BAB II    PEMBAHASAN ..............................................................................................    2
               2.1   Pengertian Ritual  .......................................................................................    2
               2.2   Aspek Ritual Umat Islam ...........................................................................    4
               2.3   Praktek Ritual dalam Islam .........................................................................    6
               2.4   Signifikasi Ritual dalam Beragama .............................................................    12
BAB III   PENUTUP                                                                                                             13
                3.1  Kesimpulan .................................................................................................    13  
                3.2  Saran ...........................................................................................................    13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................    14



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Semua agama mengenal ritual, karena setiap agama memiliki ajaran tentang hal yang sakral. Salah satu tujuan pelaksanaan ritual adalah pemeliharaan dan pelestarian kesakralan. Disamping itu ritual merupakan tindakan yang memperkokoh hubungan pelaku dengan objek yang suci, dan memperkuat solidaritas kelompok yang menimbulkan rasa aman dan kuat mental. (Djamari, 1993:35).
Hampir semua masyarakat yang melakukan ritual keagamaan dilatarbelakangi oleh kepercayaan. Adanya kepercayaan pada yang sakral, menimbulkan ritual. Oleh karena itu, ritual didefinisikan sebagai perilaku yang diatur secara ketat. Dilakukan sesuai dengan ketentuan, yang berbeda dengan perilaku sehari-hari, baik cara melakukannya maupun maknanya. Apabila dilakukan seuai dengan ketentuan, ritual diyakini akan mendatangkan keberkahan, karena percaya akan hadirnya sesuatu yang sakral.
1.2    RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
1.      Apa pengertian dari ritual ?
2.      Apa saja aspek ritual umat islam ?
3.      Sebutkan praktek ritual dalam islam ?
4.      Bagaimana signifikasi ritual dalam beragama ?

1.3    TUJUAN
Tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
1.      Mengetahui pengertian dari ritual.
2.      Mengetahui apa saja aspek ritual umat islam.
3.      Menyebutkan praktek ritual dalam islam.
4.      Mengetahui signifikasi ritual dalam beragama.
1.4  MANFAAT
Manfaat penulisan dari makalah ini, yaitu :
1.    Menambah pengetahuan kepada para pembaca mengenai pesan moral ritual yang terkandung dalam agama islam,
2.    Sebagai sumber referensi,
3.    Menambah wawasan bagi para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Ritual
Arti Ritual secara harfiah dikatakan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang atau perorangan dengan tata cara tertentu.
Menurut ilmu sosiologi, Arti Ritual adalah aturan-aturan tertentu yang digunakan dalam pelaksanaan agama yang melambangkan ajaran dan yang mengingatkan manusia pada ajaran tersebut. 
Berdasarkan ilmu antropologi agama, ritual dapat diartikan sebagai perilaku tertentu yang bersifat formal, dilakukan dalam waktu tertentu secara berkala, bukan sekedar sebagai rutinitas yang bersifat teknis, melainkan menunjuk pada tindakan yang didasari oleh keyakinan religius terhadap kekuasaan atau kekuatan-kekuatan mistis.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengatakan arti ritual adalah hal ihwal ritus atau tata cara dalam upacara keagamaan. Upacara ritual atau ceremony adalah sistem atau rangkaian tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam peristiwa yang biasanya terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan.
Secara umum, ritual adalah “bentuk atau metode tertentu dalam melakukan upacara keagamaan atau upacara penting atau tatacara dalam bentuk upacara. Makna dasar ini menyiratkan bahwa, disatu sisi aktivitas ritual berbeda dari aktifitas biasa, terlepas dari ada tidaknya nuansa keagamaan atau kekhidmatan.
Ritual adalah serangkaian tindakan yang dilakukan terutama untuk nilai simbolis mereka. Hal ini mungkin dijadikan tradisi masyarakat, termasuk oleh komunitas agama. Tujuan ritual bervariasi. Ritual dapat memenuhi kewajiban agama atau cita-cita, memenuhi kebutuhan spiritual atau emosional , memperkuat ikatan sosial, menyediakan pendidikan sosial dan moral, menunjukkan rasa hormat atau penyerahan, memungkinkan seseorang untuk menyatakan afiliasi seseorang, mendapatkan penerimaan sosial atau persetujuan untuk beberapa event- atau ritual yang kadang-kadang dilakukan hanya untuk kesenangan ritual itu sendiri.

Dari segi tujuan, Ritual dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.    Bertujuan untuk bersyukur kepada Tuhan; 
2.    Bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan agar mendapatkan keselamatan dan rahmat; 
3.    Bertujuan untuk meminta ampun atas kesalahan yang dilakukan. 

Ritual dapat bedakan menjadi 2 yaitu dari segi jangkauannya dan dari segi tingkatannya.
Meninjau dari segi jangkauannya, ritual dapat dibedakan menjadi : 
1) Ritual sebagai teknologi, seperti upacara yang berhubungan dengan kegiatan pertanian dan perburuan.
2) Ritual sebagai terapi, seperti upacara untuk mengobati dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
3) Ritual sebagai ideologis -mitos dan ritual tergabung untuk mengendalikan suasana perasaan hati, perilaku, sentimen, dan  nilai untuk kelompok yang baik. Contohnya, upacara inisiasi yang merupakan konfirmasi kelompok terhadap status, hak, dan tanggung jawab yang baru. 
4) Ritual sebagai penyelamatan (salvation), misalnya seseorang yang mempunyai pengalaman mistikal, seolah-olah menjadi orang baru; ia berhubungan dengan kosmos yang juga mempengaruhi hubungan dengan dunia profan.
5) Ritual sebagai revitalisasi (penguatan atau penghidupan kembali). Ritual ini sama dengan ritual salvation yang bertujuan untuk penyelamatan tetapi fokusnya masyarakat.
Ditinjau dari tingkatannya dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan:
1)  Ritual islam yang primer adalah ritual yang wajib dilakukan oleh umat islam. Umpamanya, shalat wajib lima waktu dalam sehari semalam. Kewajiban ni disepakati oleh para ulama karena berdasarkan ayat al-Qur’an dan hadist Nadi Muhammad Saw.
2)  Ritual islam yang skunder adalah ibadah shalat sunnah, umpamanya bacaan dalam rukuk dan sujud, shalat berjama’ah, shalat tahajjud, dan shalat dhuha.
3)  Ritual islam teritier adalah ritual yang berupa anjuran dan tidak sampai pada derajat sunnah. Umpamanya, dalam hadist yang diriwayatkan oleh imam Al-Nasa’i dan Ibnu Hibban yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, “orang membaca ayat kursiy setelah shalat wajib, tidak tidak akan ada yang menghalanginya untuk mauk syurga. Meakipun ada hadist tersebut, ulama tidak berpendapat bahwa bacaan ayat kursiy setelah shalat wajib adalah sunnah. Karena itu, membaca ayat kursiy setelah shalat wajib hanya bersifat tahsini.
Secara umum, ritual dalam islam dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
·      Ritual yang mempunyai dalil yang tegas dan eksplisit dalam al-Quran dan sunnah, contohnya adalah shalat.
·      Ritual yang tidak memiliki dalil, baik dalam al-Quran maupun dalam sunnah. Contohnya adalah marhabaan, perinngatan hari (bulan) kelahiran Nabi Muhammad saw (muludan), dan tahlil yang dilakukan keluarga ketika salah satu anggota keluarganya menunaikan ibadah haji.


2.2  Aspek Ritual Umat Islam
Dalam agama Islam, ritual merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan iman seorang muslim. Karena memang ritual Islam itu sendiri adalah bentuk ekspresi islam. Sehingga bagi seorang Muslim, konsep Tauhid bukan hanya konsep teologis semata, tetapi juga direalisasikan dalam kehidupan.  Dengan konsep yang “mengesakan” Tuhan dengan ketaatan dan ketundukan total. Hal ini menunjukkan begitu dominannya aspek ritual dalam Islam. Dalam kitab-kitab fiqih, ritual juga mendapat perhatian yang sangat dominan. Karena memang di dalamnya, kitab-kitab fiqih selalu memulai penjelasannya dengan kewajiban-kewajiban ritual dengan memperhatikan empat rukun: shalat, zakat, puasa, dan haji. Bilangan dan eksplikasi yang dikehendaki dalam shalat selalu didahului dengan pembahasan mendetail tentang bersuci, thoharoh merupakan satu syarat yang tidak dapat dipisahkan dari perbuatan ibadah. Wudhu sendiri merupakan proses yang kompleks, dan membutuhkan penjelasan mendetail.
Dari sini kita bisa memahami bahwa ritual islam sudah ada sejak islam berdiri. Hanya saja kita yang memahaminya salah. Apalagi ritua-ritual yang ada di konsep kita adalah ritual yang bersifat mitos. Untuk menanggalkan kesalah pemahaman tersebut, maka sebaiknya kita melihat dari pengertian ritual dalam sisi kesakaralan. Maksudnya adalah meninjau aspek yang memang sesuatu hal yang dikatakan ritual adalah yang mendatangkan ketengan, keamanan, bahagian dan bersifat sakral. Karena sesuatu yang kita lakukan adalah bentuk keyakinan terhadap objek yang kita yakini adanya.
Islam dengan gamblang mengajarkan setiap aspek kehidupan secara terperinci, mulai dari sistematika ibadah dan hal-hal yang membuat ibadah itu bernilai lebih. Hingga mampu membawa orang lain masuk ke dalam dunia tersebut. Misalnya saja kalau pada zaman Rasullulah SAW ada ritual-ritual ibadah yang bersifat islam resmi seperti; shalat, zakat,  dan puasa, dan begitu pun sebaliknya untuk zaman modern sekarang ini tetap menjalankan ritual-ritual ibadah sebagai bentuk kewajiban. Dan malah ritual-ritual ibadah tersebut bertambah dan mengalami sebuah pembaruan, yang awalnya hanya bersifat individu, sekarang ritual ibadah bersifat kelompok, seperti; jamaah dzikir dan lain sebagainya.
       2.2.1  Pengertian dan Hakikat Ibadah
                          Secara etimologi ibadah artinya menyembah atau menghamba, sedangkan secara terminologi ibadah artinya penghambaan seorang manusia kepada Allah SWT, untuk dapat mendekatkan diri kepada-Nya sebagai realisasi dari pelaksanaan tugas hidup selaku makhluk yang diciptakan Allah SWT.
                 Ibadah secara umum dibagi menjadi 2, yaitu :
·      Ibadah mahdah (Khusus)
·      Ibadah Gahairu Mahdah
       2.2.2  Kewajiban Ibadah Bagi Manusia
Landasan :
·      Q.S Adz-Dzariyat (56) : 56
“Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku.”
·      Q.S Al-Bayyinag (98) : 5
“Dan mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah SWT. Dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan demikian itulah agama yang lurus.”
       2.2.3  Fungsi Ibadah
·      Sebagai bentuk realisasi manusia yang diberi tanggung jawab kepada Allah SWT menjadi khalifah dan hamba Allah SWT di muka bumi.
·      Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas komunikasi vertikal dengan sang Khaliq.
·      Meningkatkan derajat manusia kepada Allah SWT.



2.3  Praktek Ritual dalam Islam
Pada pembahasan ini, kita akan membagi ritual islam tersebut ke dalam dua bagian. Sesuai penjelasan di awal bahwa ada islam resmi dan ada islam modern atau lebih dikenal dengan islam populer.
2.3.1  Praktek Ritual Islam Resmi
Praktek ritual islam resmi antara lain:
a.    Shalat
Sholat adalah sebuah ritual seorang hamba kepada tuhannya demi memperoleh ketenangan dalam dirinya. Telah banyak peneliti yang mengkaji manfaat shalat dari segi lahiriah. Mulai dari ia  berdiri pada awal sholat hingga duduk terakhir dalam shalat. Semuanya punya kandunngan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, baik jiwa dan jasa tersebut. Apalagi ketika kita mengkaji kandungan shalat secarah mendalam. Shalat layaknya manusia yang memiliki unsur-unsur yang menyempurnakan tubuhnya. Begitupun sholat yang memiliki beberapa bagian  yang saling membutuhkan . ketika salah satunya tidak terpenuhi maka sholat itu cacat. Ketika salah satu bagian dari tubuh manusia berkurang, maka manusia  itu dikatakan cacat.
“Dan carilah (pertolongan Allah) melalui kesabaran dan salat.” Nabi SAW bersabda “Melaksanakan kewajiban shalat kepada Allah adalah setarah dengan seribu kali haji dan umrah yang dilakukan secara benarndan yang diterimah. Dalam sabda Rasulullah disebutkan bahwa kemuliaan seseorang tergantung pada sholat malamnya.”
b.    Puasa
Puasa juga salah satu praktek ritual dalam islam yang sangat populer dilakukan di bulan ramadhan. Kandungannya sangat luar biasa. Ada seseorang mengalami penyakit mag, namun setelah dia memeriksakan diri kedokter, dia dianjurkan oleh sang doker untuk tidak terlambat makan. Walaupun demikian tidak merubah hasil yang memuaskan. Pernah suatu ketikan kita mendengar Hadits nabi yang artinya,” berpuasalah kamu, niscaya kamu akan sehat.” Dari hadis ini kita akan mulai berfikir untuk menjadikan puasa sebagai obat penyakit mag yang diderita. Alhasil, orang tersebut sembuh dengan menggunakan ritual ini.

c.     Zakat
Zakat merupakan bentuk ritual dalam islam yang mengisyaratkan betapa pentingnya jiwa sosial dibangun dalam jiwa setiap manusia. Zakat mengajari umat manusia untuk menanamkan rasa cinta dan asih sayang terhadap sesama. Ada dua ibadah dalam islam yang sangat fundamental atau bisa dikatakan ibadah yang merupakan inti dari ajaran islam. Ibadah itu adalah ibadah yang hubungannya dengan Allah (Hablun minallah) dan ibadah yang berhubungan dengan umat manusia (hablun minannas). Zakat masuk dalam kategori ibadah hablun minannas. Begitu pentingnya ibadah atau ritual terhadap sesama manusia, sampai-sampai ketika manusia tidak mampuh melakukan puasa maka gantinya adalah fidiah. Ibadah yanng tadinya akan di tujukan kepada Tuhan lantaran dialihkan kepada manusia, ini menandakan bahwa ibadah zakat ini dapat menjadikan seorang mukmin bisa merasakan kelegahan dan ketenangan dalam hidupnya.
d.    Haji
Haji adalah ibadah atau ritual yang menjadi penyempurna rukun keislaman seseorang. Di setiap tahunnya manusia antusias mengunjungi baitullah sebagai bentuk penghambaan manusia kepada Rabbnya. Haji mencakup segalah ritual islam. Rahasia haji atau adab haji adalah  bagaimana membersikan hati dari kata-kata kotoran-kotoran , kefasikan, dan pertengkaran apapun alasannya.
2.3.2   Praktek Ritual Islam Populer
Ritual islam populer mencakup beberapa bentuk, namun kali ini kita hanya akan mengambil satu contoh penting saja, yang juga sudah akrab di telinga kita sehari-hari. Atau bisa jadi kita juga pernah mengikuti atau melihat langsung praktek ritual islam populer tersebut. Praktek ritual islam yang akan dibahas pada pemaparan kali ini, yakni mengenai ritual islam dzikir dan do’a.
1.      Dzikir
Secara etimologis dzikir berasal dari bahasa arab, yaitu dzakara, yadzkuru, dzikr yang berarti menyebut, mengingat. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti puji-pujian kepada Allah yang diucapkan secara berulang. Jadi dzikir kepada Allah (dzikrullah) secara sederhana dapat diartikan ingat kepada Allah atau menyebut nama Allah secara berulang-ulang. Dzikir secara terminologi mempunyai arti bahwa dzikir adalah menyebut Allah dengan membaca tasbih (Subhanallahi), membaca Tahlil (Lailaaha illallahu), membaca Tahmid (al hamdulillah) dan membaca do’a-do’a yang ma’tsur, yaitu do’a-do’a yang diterima dari Nabi SAW.
Dzikir digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu :
1     Dzikir qalbu. Dzikir ini adalah ibadah atau ritual yang sangat sederhana dan mudah. Kita bisa melakukan kapan pun dan dimana saja. Satu-satunya ibadah ritual yang tidak menuntut syarat atau hukum adalah ddzikir. Kita juga tidak membutuhkan keadaan manusia suci. Imam Nawawi menjelaskan bahwa ulama sepakat bahwa dzikir boleh dilakukan oleh yangberhadats, junub, wanita yang sedang haid dan juga nifas.
2      Dzikir lisan membantu untuk menghadirkan dzikir Qalbu. Dengan menyebut nama atau sifat-sifat Allah akan membantu seseorang untuk menghadirkan ketenangan bagi hatinya. Dzikir lisan tidaklah cukup apabila itu tidak terus menerus dilakukan. Ketika itu terus-menerus dilakukan akan membantu hadirnya hati untuk mengingat Sang khaliq. Dzikir qalbu sama juga dengan dzikir yakshayakni, dzikir yang memunculkan kesadaran diri dan jiwa, akan membuat hati seseorang yang sebelumnya lalai atau ghaflah dengan gangguan-gangguan keduniaan akan terjaga dan sadar.
3     Dzikir sir. Dzikir yaksha atau dzikir qalbu akan membawa kepada dzikir sir (tersembunyi, rahasia), yang menghadirkan hati kepada Allah (hudurul qlalbi). Inilah dzikir yang tidak berhuruf dan tidak bersuara. Dzikir ini tidak butuh bacaan melainkan sudah menghadirkan rasa ruhani. Rasa diri yang selama ini yang terpendam dan dimana seluruh ingatan sudah tertuju pada yang haq.
Sementara itu ada berbagai dzikir yang kemukakan para ulama. Seperti halnya Nasution dalam bukunya Baidi Bukhori menyatakan bahwa ulama thariqat Naqsabandiah membagi dzikir menjadi dua jenis, yaitu :
1. Wiridan
Ialah dzikir yang dikerjakan setelah melaksanakan shalat wajib lima kali sehari.

2. Khataman
Ialah dzikir yang dilakukan minimal satu kali dalam seminggu dengan membaca do’a-do’a yang telah ditentukan.
Kemudian dzikir dibagi dalam empat macam, antara lain :
1. Dzikir Qalbiyah
Dzikir Qalbiyah (Dzikir hati), yakni merasakan kehadiran Allah. Menurut Arifin Ilham seseorang yang akan melakukan suatu tindakan atau perbuatan selalu tertanam dalam hatinya bahwa Allah senantiasa bersamanya. Sadar bahwa Allah selalu melihatnya. Dia maha melihat, maha mendengar lagi maha mengetahui.
ÇÚöF{$# Îû Ÿwur ÏNºuyJ¡9$# Îû ;o§sŒ ãA$s)÷WÏB çm÷Ztã Ü>â÷ètƒ Ÿtw
Artinya : “Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi.” (QS. Saba’.[34] : 3).13
2. Dzikir Aqliyah
Dzikir Aqliyah, istilah ini dirujuk oleh Arifin Ilham dari firman Allah :
Í<'rT[{ ;M»tƒUy Í‘$pk¨]9$#ur È@øŠ©9$# Én=ÏF÷z$#ur ÇÚöF{$#ur ÏNºuyJ¡9$# È,ù=yz Îû žcÎ)
öNÎgÎ/qãZã_ 4n?tãur #YŠqãèè%ur $VuŠÏ% ©!$# tbrãä.õtƒ tûïÏ%©!$# ÇÊÒÉÈ É=»t6ø9F{$#
WxÏÜ»t/ #x»yd |Mø)n=yz $tB $uZ­/uÇÚöF{$#ur ÏNºuuK¡9$# È,ù=yz Îû tbr㍤6xÿtGtƒur
ÇÊÒÊÈ Í‘$¨Z9$# z>#xtã $oYÉ)sù y7oysö6ß
Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orangorang
yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.”(QS.Ali Imron : [3] 190-191) Dari firman tersebut, dijelaskan bahwa Dzikir Aqliyah yaitu kemampuan menangkap bahasa Allah dibalik setiap gerak alam ini. Menyadari bahwa semua gerak alam Allah-lah yang menjadi sumber gerak dan menggerakannya.
3. Dzikir Lisan
Dzikir Lisan adalah buah dari dzikir hati dan akal, barulah lisan berfungsi untuk senantiasa berdzikir, memahasucikan dan mengagungkan Allah SWT. Selanjutnya lisan berdo’a dan berkata-kata dengan benar, jujur, baik dan bermanfaat. Dengan kata lain dzikir lisan ini merupakan ekspresi riil dari dzikir qalbiyah dan aqliyah.
4. Dzikir Amaliyah
Puncak atau tujuan akhir dari dzikir adalah dzikir amaliyah. Dzikir ini secara singkat termanifestasi dalam kata taqwa, yang sekaligus menjadi akhlak yang mulia. Karena dalam pandangan Allah hamba yang terbaik adalah hamba yang bertaqwa kepada-Nya sesuai janji AllahSWT :
ÇÊÌÈ ×ŽÎ7yz îÎ=tã ©!$# ¨bÎ) 4 öNä39s)ø?r& «!$# yYÏã ö/ä3tBtò2r& ¨bÎ)
Artinya : “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. AlHujurat : [49] 13)
Buah dari ketakwaan itu, seseorang akan memperoleh tiga hal penting dari Allah. Pertama ia akan diberi furqon (kemampuan untuk membedakan). Kedua Allah akan memberikan limpahan cahaya (nur) dan ampunan atas dosa-dosa yang telah lampau. Dan ketiga Allah akan memberikan petunjuk jalan yang benar dan terbaik sebagai jalan keluar dari berbagai tantangan dan masalah kehidupan. Berikutnya Allah akan memberi rizki berlimpah yang datangnya tak disangka-sangka.
Menurut Ibnu Atto sebagaimana yang dkutip oleh Baidi Bukhori mengklasifikasikan dzikir menjadi tiga, antara lain :
1. Dzikir Jali
Yaitu suatu perbuatan mengingat Allah SWT dalam bentuk ucapan–ucapan lisan yang mengandung arti pujian, rasi syukur dan do’a pada Allah yang lebih menampakan suara yang jelas untuk menuntun gerakan hati.misalnya dengan membaca tahlil dan tasbih.
2. Dzikir Khafi
Yaitu dzikir yang dilakukan secara khusyu’ oleh ingatan hati, baik disertai dzikir lisan atau tidak. Orang yang sudah mampu melakukan dzikir seperti ini hatinya senantiasa memiliki hubungan dengan Allah , ia selalu merasakan kehadiran Allah, kapan dan dimana saja.
3. Dzikir Haqqi
Yaitu dzikir yang dilakukan oleh seluruh jiwa raga, lahiriah dan batiniah, kapan dan dimana saja, dengan memperketat upaya memelihara seluruh jiwaraga dari larangan Allah dan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.17
2.      Do’a
Kemudian dzikir dalam arti yang luas juga meliputi do’a. Menurut Sudirman Tebba dalam bukunya yang berjudul Meditasi Sufistik menyebutkan bahwa do’a adalah permintaan atau permohonan manusia kepada Allah untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan keselamatan di akhirat. Kebaikan di dunia adalah kesehatan, kemakmuran, memiliki pengetahuan dan terhindar dari musibah. Sedangkan keselamatan di akhirat adalah masuk surga dan terhindar dari api neraka. Do’a merupakan kesempatan manusia mencurahkan hatinya kepada Tuhan, menyatakan kerinduan, ketakutan dan kebutuhan manusia kepada Tuhan. Dengan demikian do’a itu dipanjatkan hanya kepada Allah, tidak dengan yang lain. Mengenai hal ini Allah berfirman dalam surat Al a’rof ayat 55 – 56.
(#rßÅ¡øÿè? Ÿwur ÇÎÎÈ šúïÏtF÷èßJø9$# =ÏtäŸw ¼çm¯RÎ) 4 ºpuŠøÿäzur %YæŽ|Øn@ öNä3­/u(#qã÷Š$#
šÆB Ò=ƒÌs% «!$# |MuH÷qu¨bÎ) 4 $·èyJsÛur $]ùöqyz çnqã÷Š$#ur $ygÅs»n=ô¹Î) y÷èt/ ÇÚöF{$# Îû
ÇÎÏÈ tûüÏZÅ¡ósßJø9$#
Artinya : “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al A’raf : [7] 55-56).
Itulah ayat Al-Qur’an yang menjelaskan perlunya do’a dan keutamaanya. Do’a termasuk ibadah sunnah yang selayaknya dilakukan setelah menjalankan ibdah wajib, karena demikianlah urutan ibadah. Kalau orang berdo’a, tetapi tidak melaksanakan ibadah wajib, maka mungkin sekali do’anya tidak diterima.

2.4  Signifikansi Ritual Dalam Beragama
Semua agama mengenal ritual, karena setiap agama memiliki ajaran tentang hal yang sakral. Salah satu tujuan pelaksanaan ritual adalah pemeliharaan dan pelestarian kesakralan. Disamping itu ritual merupakan tindakan yang memperkokoh hubungan pelaku dengan objek yang suci, dan memperkuat solidaritas kelompok yang menimbulkan rasa aman dan kuat mental. Hampir semua masyarakat yang melakukan ritual keagamaan dilatarbelakangi oleh kepercayaan. Adanya kepercayaan pada yang sakral, menimbulkan ritual. Oleh karena itu, ritual di definisikan sebagai perilaku yang diatur secara ketat. Dilakukan sesuai dengan ketentuan, yang berbeda dengan perilaku sehari-hari, baik cara melakukannya maupun maknanya. Apabila dilakukan sesuai dengan ketentuan, ritual diyakini akan mendatangkan keberkahan, karena percaya akan hadirnya sesuatu yang sakral. Menurut Y. Sumandiyo Hadi menjelaskan, ritual merupakan suatu bentuk upacara atau perayaan (celebration) yang berhubungan dengan beberapa kepercayaan atau agama dengan ditandai oleh sifat khusus, yang menimbulkan rasa hormat yang luhur dalam arti merupakan suatu pengalaman yang suci. Pengalaman itu mencakup segala sesuatu yang dibuat atau dipergunakan oleh manusia untuk menyatakan hubungannya dengan yang “tertinggi”, dan hubungan atau perjumpaan itu bukan sesuatu yang sifatnya biasa atau umum, tetapi sesuatu yang bersifat khusus atau istimewa, sehingga manusia membuat suatu cara yang pantas guna melaksanakan pertemuan itu, maka muncullah beberapa bentuk ritual agama seperti ibadah atau liturgi.
Dalam ritual agama dipandang dari bentuknya secara lahiriah merupakan hiasan atau semacam alat saja, tetapi pada intinya yang lebih hakiki adalah “pengungkapan iman”. Oleh karena itu upacara atau ritual agama di selenggarakan pada beberapa tempat dan waktu yang khusus, perbuatan yang luar biasa, dan berbagai peralatan ritus lain yang bersifat sakral.



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
       Jadi kesimpulan yang dapat kita peroleh dari makalah ini adalah :
·         Ritual adalah serangkaian tindakan yang dilakukan terutama untuk nilai simbolis mereka. Hal ini mungkin dijadikan tradisi masyarakat, termasuk oleh komunitas agama.
·         Islam dengan gamblang mengajarkan setiap aspek kehidupan secara terperinci, mulai dari sistematika ibadah dan hal-hal yang membuat ibadah itu bernilai lebih. Hingga mampu membawa orang lain masuk ke dalam dunia tersebut.
·         Ritual islam mencakup beberapa bentuk, namun kali ini kita hanya akan mengambil satu contoh penting saja, yang juga sudah akrab di telinga kita sehari-hari. Atau bisa jadi kita juga pernah mengikuti atau melihat langsung praktek ritual islam tersebut, yakni mengenai ritual islam dzikir dan do’a.
·         Semua agama mengenal ritual, karena setiap agama memiliki ajaran tentang hal yang sakral. Salah satu tujuan pelaksanaan ritual adalah pemeliharaan dan pelestarian kesakralan. Hampir semua masyarakat yang melakukan ritual keagamaan dilatarbelakangi oleh kepercayaan. Ritual diyakini akan mendatangkan keberkahan, karena percaya akan hadirnya sesuatu yang sakral.
3.2  Saran
Berangkat dari kenyataan di atas, melalui tulisan ini kami mengajak kita semua untuk kembali memahami dengan seksama pesan-pesan inti agama, yaitu pesan moral, dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik secara individu maupun sosial. Dengan kata lain kita tidak hanya mementingkan sisi formalitasnya saja tanpa menerapkan sisi spiritualnya. Jadi sebuah ritual itu tertanam dari diri seseorang maupun masyarakat yang beragama dan meyakini atau mempercayai sesuatu yang sakral akan mendatangkan keberkahan dan menjadi sarana spiritual. Dalam umat islam mereka melakukan ritual sehari-hari dengan cara beribadah, dari ibadah itulah muncul praktek-praktek agama yang diyakini sebagai peribadatan kepada Allah swt.



DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Komaruddin, Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi, Jakarta, PT Bulan Bintang, 2000.













           

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH “PROBLEMATIKA NILAI, MORAL DAN HUKUM DALAM MASYARAKAT DAN NEGARA”

MAKALAH STRUKTUR ORGANISASI

Makalah Ilmu Alamiah Dasar (IAD) tentang Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)